Dipikir-pikir lagi, sebenarnya tinggal dan berkehidupan di Balikpapan itu sangat nyaman. Kotanya memang kecil, kadang membosankan, dan segala barang kebutuhan mahal harganya. Tapi, di sini memang rata-rata penghasilannya cukup tinggi. Mbak-mbak asisten rumah tangga aja bisa pasang tarif sampai satu juta untuk bekerja 2-3 jam per hari selama 6 hari. Client-nya bisa sampai 4 rumah seharinya. Eh bukan itu sih inti cerita kali ini.
Maksud cerita hari ini, Balikpapan itu enak untuk tinggal, apalagi bagi yang sudah berkeluarga. Karena ga banyak tempat komersial, orang-orangnya juga jadi ga begitu hedon. Selama di sini juga ga pernah punya kenalan yang doyan clubbing (buat saya, clubbing itu selalu negatif). Denger gosipnya aja ga pernah. Dan suasana di sini cukup islami. Ibu-ibunya banyak yang berjilbab syar'i, banyak event-event keagamaan (di kantor, di komplek), dan suami-suami pun doyannya jamaah ke masjid. Anak gaul pun di sini jadi ikut pengajian. Di Balikpapan juga bersih. Di angkot selalu tersedia tempat sampah. Ga pernah liat sampah numpuk sembarangan di tepi jalan. Dan salah satu faktor paling penting: Balikpapan ga macet! Paling macet-macet biasa aja, ga pernah sampe deadlock. Pekerjaan juga tema-nya work life balance. Masuk tepat waktu, pulang juga bisa tenggo. Yang penting kerjaan beres. Teman-temannya baik semua. Kayaknya, Balikpapan ini bisa mengubah orang menjadi lebih membumi.
Karena hal-hal di atas inilah yang belakangan ini membuat saya lebih mensyukuri nasib yang membawa saya menetap di Balikpapan Beriman saat ini.
..... Tinggal masalah listrik dan antrian BBM saja nih.. And everything will be closer to perfect.
0 komentar:
Posting Komentar