Sebagai seorang muslim (yg masih teramat dangkal ilmunya), terkadang saya merasa bingung dengan situasi umat muslim saat ini. Ada berbagai macam golongan, yang semuanya merasa diri paling benar dan lalu mensesat-sesatkan golongan lainnya. Malah sampai saling bunuh-bunuhan. Padahal, secara sangat sederhananya, kita menyembah Tuhan yang sama kan? Katanya, sesama umat muslim itu bersaudara. Harusnya, agama Islam itu adalah agama damai. Dengan umat agama lain pun kita harus bertoleransi, tapi kenapa dengan sesama muslim pun masih saling mencerca. Kenapa situasi saat ini terasa jauh dari damai?
Kalau merasa golongannya yang paling benar, lalu lantas apa boleh kemudian menjelek-jelekan yang lain? Sampai-sampai menjelekannya dengan membawa dalil-dalil. Apakah ada anjuran-nya untuk berbuat seperti itu? Saya kira tak ada. Bahkan, bukannya berdebat yang tak ada ujungnya pun harusnya dihindari? Saya lebih tidak mengerti dengan golongan yang bahkan bisa berbuat lebih jahat-- merusak, membunuh--lalu membawa agama sebagai dasarnya. Seakan dirinya paling benar, seakan dirinya orang suci yang sudah dijamin surga sampai berani-beraninya berbuat kekejaman atas nama agama. Benarkah agama saya menyuruh seperti itu? Saya tidak percaya. Yang saya tahu, Islam bukan agama yang agresif. Pasti ada alasan kuat, sejarah yang melatarbelakangi setiap kejadian terkait Islam di zaman dahulu, termasuk kejadian terkait perang. Yang saya tahu, dulu Nabi Muhammad sangat bersabar meski dihina bahkan diperlakukan kasar saat ia mendakwahkan Islam di negeri Arab. Nah, zaman sekarang, saya merasa bahwa orang-orang menyitir ayat atau sunnah, tanpa melihat konteksnya secara lengkap. Makanya, banyak yang salah paham mengira Islam adalah agama kekerasan.
Apa boleh buat, sebagian umat muslim lebih senang mementingkan perbedaan golongan-golongan ketimbang menjadi muslim yang terjaga hubungannya dengan Allah dan dengan sesama manusia lainnya. Lebih senang menghabiskan waktu dengan mencari-cari kesalahan "golongan" lain dan membuat panas suasana ketimbang membuat dirinya lebih bijak.
Ah, kesal dengan oknum-oknum seperti itu.
0 komentar:
Posting Komentar