Tuhan menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Namun di mata Tuhan, semua manusia sama. Hanya keimanan yang membedakan masing-masing manusia.
Saya sedang mencoba merenungkan paragraf di atas dengan ilmu saya yang begitu dangkal dan keimanan yang masih naik-turun (saya manusia biasa).
Menurut saya, manusia selalu memiliki kecenderungan untuk mengidentifikasikan dirinya menjadi berbeda dengan orang lain. Dan faktanya, memang tidak akan ada dua manusia yang sama persis di dunia ini sehingga setiap individu pastilah unik. Namun, karena manusia juga memiliki kecenderungan untuk berkelompok, mereka akan saling menarik dan membentuk suatu identitas kelompok.
Dengan kata lain, keinginan berkelompok membuat manusia mencari persamaan dengan manusia lain dan sekaligus mempertahankan keinginan untuk tetap ekslusif dengan tetap memiliki perbedaan dengan kelompok lain. Dan selalu ada kemungkinan di tiap kelompok ini akan terdapat sub-sub kelompok lain karena kecenderungan untuk membedakan diri tersebut.
Contohnya mungkin adalah keberadaan negara. Kita memiliki identitas sebagai warga negara Indonesia yang disatukan oleh latar belakang historis (dan juga oleh faktor-faktor lainnya, tapi saya rasa sejarah memiliki point terkuat). Namun, di dalam negara ini, terdapat "kelompok-kelompok" lain yang lebih kecil yang terbentuk karena persamaan identitas atau kepentingan yang lebih spesifik. Kelompok berdasarkan suku, pandangan politik, latar belakang, dan lain-lain... dan di dalam sub-kelompok ini selalu dapat terbentuk sub-kelompok (ibaratkan seperti pohon dengan dahan dan ranting-rantingnya)
Dan kadang, kecenderungan untuk membedakan diri inilah yang memicu pertengkaran dan bahkan peperangan.
Padahal katanya nenek moyang kita sama. Padahal katanya kita semua sebenarnya bersaudara. Padahal Tuhan menciptakan manusia untuk menjadi kafilah di muka bumi bukan? Dan saya selalu mengidentifikasikan muka bumi ini sebagai seluruh dunia.. dari barat hingga timur, dari utara hingga selatan. Bumi ini adalah tanah seluruh umat manusia, lalu mengapa manusia memberikan batasan? Mengapa saya tidak bisa meng-klaim (misalnya) Kenya juga adalah tanah saya?
Memang, saya sebagai manusia juga tidak akan pernah cukup dengan satu identitas: "keturunan nabi Adam".
Tapi saya yakin Tuhan tidak menciptakan manusia berbeda-beda agar mereka berperang.
Bukankah, kita berbeda-beda agar saling dapat kenal-mengenal dan saling mengisi?
Klise.
Manusia senang merasa berbeda dengan yang lain. Dan manusia senang berkompetisi dan merasa lebih superior dibanding yang lain.
Get real. perdamaian dunia itu 99.99% tidak akan pernah terjadi.
(ditulis dengan setengah mengawang-ngawang)