Suddenly, A Sewing Machine...

Suatu saat, saya cerita sama Ibu saya kalau saya mendadak lagi pengen belajar menjahit. Biasalah, saya habis baca suatu blog tentang jahit-menjahit dan jadi terpengaruh *dasar saya gampang kepengaruh*. Saya pikir, lumayanlah buat nambah-nambah hobi, sapa tau bakat terus bisa alih profesi jadi tukang jahit  kalo-kalo saya pengen balik jadi full-time emak RT *ngayal*.  

Terus saya bilang kalau saya mau mesin jahit Janome (dari baca-baca di blog, katanya brand Janome ini lumayan recommended) untuk pemula yang harganya masih terjangkau. Eh pas banget Ibu juga bilang kalau Bapak mau cari mesin jahit untuk Tante saya dan langsunglah saya titip untuk diliatin tipe-tipe mesin jahit untuk pemula di tokonya. Itu aja, thok. Ngga nitip buat dibeliin. Suer deh.

Eh, terus tadi pagi saya baca bbm dari Ibu, katanya Ibu udah beliin saya mesin jahit dong! Kagetttt...
Ibu pilihin tipe Janome 1008, kalau baca di review sih emang cocok untuk pemula. Harga juga masih masuk ke budget (mendadak jadi dibikin budget sih ini, bayarnya juga ntar bulan depan kalo udah gajian)

Dan beginilah penampakannya (barang aslinya masih nunggu dipaketin ke Balikpapan): 

sumber: sini (warnanya ungu euy, pas kesukaan saya!)

Haha, baiklaaahhhh... mari kita mulai belajar menjahit! Semoga cocok menjadi hobi baru saya.. dan semoga kali ini saya ngga bosenan. Hehe. Tunggu tanggal mainnya sampai blog ini nanti berubah nama jadi arres' sewing diary!

-Arresty W. Andhini-

The Easiest Recipe

Ini resep yang amat sangat mudah untuk siapa pun yang tidak memiliki banyak waktu. Udah gitu, dengan basic bumbu yang sama, kita bisa campur adukan segala bahan yang ada di kulkas.

Kalau untuk masakan di atas, begini bahannya:

Bahan:
Brokoli 1 bonggol
Jagung 1 buah, dipotek2 pipilannya (bahasa apa pula ini)
Wortel 1 buah
Udang 200 gr

Bumbu:
Minyak/Margarin 1 sdm
Bawang putih 3 siung, iris tipis
Bawang merah 2 siung, iris tipis
Saus tiram 1 sdm
Gula-garam secukupnya

How to?
1. Panaskan minyak/margarin
2. Masukan bawang putih dan bawang merah, tumis hingga harum
3. Masukan udang, tumis hingga berubah warna
4. Masukan segala sayur-sayuran, masak hingga matang dan empuk
5. Tambahkan saus tiram dan gula-garam
6. Voila! Jadi deh tumis sayur-sayuran dengan udang.. kemarin sempat masak ini pakai tahu sutra juga dan sama enaknya. Pokoknya apa aja yang di kulkas bisa masuk deh ke sini. Hehe.


Oh iya, selain bikin tumis sayur-udang ini untuk makan siang, sorenya saya dan suami membuat pudding jagung. Pertama kali makan pudding ini waktu ke rumah mertua di Palembang, dan ternyata rasanya cukup enak juga. Jadilah kita coba-coba buat juga:

Untuk pudding jagung, resep menyusul yaaa, kita masih agak kurang puas sih sama resultnya walau cukup enak juga XD

-Arresty W. Andhini-

The Usual New Year's Resolution

Baru sadar kalau untuk tahun 2013 ini, saya tidak menulis resolusi apa-apa. Jadi, ngga ada yang bisa saya review deh di penghujung akhir tahun ini, hehe. 

Oke gapapa, mari sekarang buat resolusi untuk tahun 2014! (sebenernya ga banyak beda sih sama resolusi yang lampau)

1. Olahraga (rutin)

Item ini hampir selalu muncul di target-target saya, tapi sampai detik ini, untuk secara rutin olahraga rasanya masih susaaahhh sekali. Dulu sempat selama sebulan agak rajin berenang gitu, tapi karena satu dan lain hal (baca: malas), tiba-tiba berenang menjadi terlupakan. Apalagi setelah dokter bilang ada kelainan di tulang hidung (dan menyebabkan penumpukan cairan yang sering bikin saya sakit kepala) sehingga saya harus menghindari olahraga ini. Sempat juga sign up buat kelas yoga tapi suka bolos hehe :p

Tahun depan ga usah muluk-muluk, cukup bisa rutin jalan pagi minimal setengah jam minimal 3x seminggu!

2. Diet (Target: 56 kg)

Habis menikah, berat saya naik cukup signifikan. Dulu waktu kuliah, berat rata-rata saya 52-54kg, sekarang udah 64 kg aja dong. Kerasa banget sekarang efeknya, gampang banget capek dan mudah sakit juga. Baju-baju juga jadi pada ngga muat lagi. Huhu. 

 Masih cari-cari sih metode diet apa yang sehat, kemungkinan bakal fokusnya lebih ke makanan sehat juga.

3. Khatam Al-Qur'an

Item ini juga masih belum bisa dicentang "done" selama 24 tahun saya hidup. Malu yee.. Sempat ikutan program One Day One Juz (ODOJ), tapi cuma bertahan dua minggu karena masih susah banget ngebagi waktunya. Sekarang sih lagi coba program yang One Day 1/4 Juz, kayaknya lebih achievable.

4. Membaca 1 Buku 1 Bulan

Sepanjang tahun lalu saya banyak sekali membeli buku, tapi kebanyakan saya baca sedikit terus terlupakan. Heran deh, perasaan dulu saya orangnya doyan banget baca buku, sampai bisa tuh selesaiin Harry Potter 7 dalam waktu sehari (bangga ceritanya). Kayaknya gara-gara lebih sering baca artikel-artikel di internet sih, jadinya suka males baca buku. Meski judulnya sama-sama "baca", tetap saja saya merasa harus kembali ke dunia buku. 

Mulai tahun depan, target saya adalah mengembalikan kecintaan saya pada dunia buku dengan membaca minimal 1 buku dalam 1 bulan :)

5. Menjadi Orang Yang Lebih Positif

Ini target yang intangible sih. Kalau liat post saya sebelumnya, tahun 2013 ini saya merasa "depresi" meski sebenarnya Allah memberi banyak sekali rejeki pada saya. Makanya, saya ingin mulai men-"sugesti" diri untuk menjadi orang yang lebih positif; kalau kata istilahnya mah lebih husnudzan. Rasanya ini kunci untuk menjadi lebih mencintai diri sendiri deh, semoga saja...

6. Bisa Menyetir

Udah kursus nyetir tetap saja lho saya masih belom bisa nyetir dengan lancar. Untuk di dalam komplek aja masih OK, tapi kalau turun ke jalan... mmm... saya masih merinding dangdut. Beneran deh, pokoknya saya harus bisa nyetir tahun depan. Suka repot soalnya kalau suami lagi mission (padahal doski lumayan sering juga mission, dan sekali mission bisa seminggu aja ngilang dari peredaran), jadi susah kan saya kalau mau ke kantor atau beli-beli makanan gitu. Ongkos taksi mahal bok di Balikpapan sini. Huhu.

7. Invest in Something/Starting a Business

Udah dari dulu sih pengen punya sumber penghasilan lain bareng suami. Entah dari investasi ke suatu hal atau bikin usaha sendiri. Tapi belum tercapai hingga detik ini. Kalau baca-baca, kelihatannya reksa dana merupakan opsi yang paling banyak dipakai keluarga muda.. tapi, saya masih agak ragu dengan sistemnya yah.. ya pokoknya begitu deh.. pengen juga invest ke properties gitu, tapi masih belum cukup terkumpul uangnya untuk down payment. Tahun depan targetnya ngumpulin down payment kali yaa..

Kalau untuk bisnis juga, pengeennn banget mulai bisnis apa gitu bareng suami. Tapi masih terkendala di modal dan terutama, keberanian. Hehe. Tapi tahun depan insya Allah kita sudah memiliki ketetapan hati untuk start something. Lumayan kan kalau ada penghasilan tambahan, buat fulfilling hasrat kita (saya) jalan-jalan tiap bulan.

Intinya, masih harus banyak baca-baca lagi nih buat uruan investment dan business hehe.

Sekarang sih baru kepikiran 7 ini dulu target untuk tahun depan, kalau ntar-ntar ada inspirasi lagi, saya tambahin lagi deh :D

Arresty Wahyu Andhini

Honest Things of Me

Suatu saat, saya menulis sebuah status di facebook yang kurang lebih isinya adalah tentang lengkapnya hidup saya saat ini. Benar, saya sudah menikah dengan suami yang penyayang, tinggal di rumah yang nyaman, kendaraan ada, dan juga bekerja di tempat yang lingkungannya cukup oke. Kalau masalah anak, honestly saya juga masih antara mau dan takut (serta masih sangat bahagia pacaran berdua terus sama suami), jadi kalau sekarang masih belum punya anak, itu bukan "killing point"-lah (walau kadang mengganggu juga sih)

Dengan segala yang saya miliki saat ini, sejujurnya saya tetap merasakan "lubang" di hati saya. Setahun ini, saya merasa menjadi arresty yang bukan arresty. Atau memang arresty di tahun ini adalah arresty yang sebenarnya? Entahlah. Saya merasa menjadi orang yang sangat insecure dan reluctant. Jadi gampang banget berpikiran negatif terhadap orang lain serta takut menghadapi masalah. Ditambah mudah tersinggung, mudah marah, mudah nangis. Kalau saya lihat post-post saya saat kuliah, rasanya dulu saya lebih ceria dan positif. Sekarang, saya merasa seperti langit yang mendung setiap saat...

Awalnya, saya menyalahkan pekerjaan saya yang lama. Buat saya, pekerjaan lama saya sangat traumatis, di mana saya bertemu dengan manusia yang memperlakukan manusia lain seperti mesin yang bisa di-set sesuai keinginannya serta tidak memiliki perasaan. Ditambah saya bertemu dengan orang-orang lain yang menurut saya seringkali bermuka dua; di depan manis, di belakang pedass.  Dan bahkan saya juga mau ngga mau kadang harus bermuka dua juga demi bisa "selamat". Saya shock. Oh betapa dunia kerja itu bisa demikian kejam. Entah saya yang terlalu naif atau apalah, tapi saya menjadi orang yang jauh lebih reluctant terhadap orang lain. Bukannya dulu saya orang yang gampang betul bergaul, tapi sekarang, saya jadi jauuhh lebih sulit bergaul. Rasanya saya susah menjadi arresty yang apa adanya.. Saya menjadi orang yang selalu takut akan pikiran orang lain.. atau lebih tepatnya, saya takut akan pikiran saya sendiri yang belum tentu benar adanya.

Tapi kemudian saya sempat resign, lalu menjadi istri rumah tangga selama hampir setengah tahun. Dan ternyata sama saja. Saya merasakan krisis kepercayaan diri yang akut, karena saya tidak bekerja, tidak berpenghasilan, anak pun tidak ada. Rasanya seperti seluruh dunia, bahkan keluarga saya, memandang saya sebagai orang yang useless "ngapain lu ga kerja, udah di rumah aja ga hamil-hamil pula.. ga berguna"

Namun, hingga saat ini saya sudah bekerja kembali pun, rasanya "jiwa" saya sudah terlalu banyak luntur. Meski bekerja membuat saya merasa sedikit lebih baik, karena at least, saya bekerja dan punya duit. Namun, saya tetap dirundung kekhawatiran.. saya dirundung kecemasan karena tidak dapat memenuhi ekspektasi orang terhadap saya. saya masih kesulitan menjadi arresty yang lebih positif. Arresty yang lebih tulus apa-adanya. Arresty yang mencintai dirinya sendiri. 

Segala pikiran buruk itu akhirnya menjadikan tubuh saya pun bereaksi dengan negatif. Sepanjang tahun ini mungkin sudah berpuluh kali saya bolak-balik Rumah Sakit. Biasanya karena vertigo yang tidak hilang-hilang atau penyakit lambung.. semuanya nampak berhubungan dengan satu hal kan? Yes.. yes.. penyakit orang depresi. 

Untungnya (buat orang Jawa, pasti selalu ada prinsip "untungnya"), suami saya, orang terdekat saya saat ini, selalu mensupport saya. Dengan segala kestabilan jiwa saya, suami adalah orang yang selalu sabar dan mendukung saya. I love him so much. 

Tapi bagaimana pun, saya tahu bahwa diri saya sendirilah yang bisa menyembuhkan jiwa saya ini. Entahlah, tiba-tiba saya merasa menulis di blog bisa menjadi salah satu bentuk "terapi". Dimulai dengan kejujuran mengenai siapa saya saat ini.... seorang arresty yang penuh kekecewaan akan dirinya sendiri...