Pagi ini cerah. Saya dan suami pun memutuskan mencari sarapan di luar. Berbekal info dari seorang teman, akhirnya kami berlabuh di sebuah warung nasi uduk yang terletak di depan rumah sakit tak jauh dari komplek perumahan tempat kami tinggal. Singkat ceritanya, untuk ukuran Balikpapan, nasi uduk yang kami santap cukup enak. Dua porsi nasi uduk dengan paru dan telur puyuh plus dua gelas teh manis hangat dan sebiji kerupuk seharga 35 ribu terhitung standar-lah di sini. Lalu kami pulang dengan kenyang, dan bahagia.
Iya, begitulah sedikit potongan kehidupan saya dan suami saya sehari-hari di Balikpapan.
Sudah hampir setahun kami menikah dan setiap hari rasanya seperti berulang-kali jatuh cinta pada pria yang sama. Yang pasti, tidak setiap saat hidup kami dipenuhi pelangi dan balon-balon ceria. Layaknya pasangan suami istri yang normal, kami pun banyak bertengkar. Tidak sekali-dua kali, tapi banyak. Namanya juga menyatukan dua pikiran dari dua orang dengan karakter yang cukup berkebalikan (meski tak sampai 180 derajat). Pagi kesal tak terperi, siang-nya sudah cinta lagi. Anggap saja bumbu-bumbu dalam berumahtangga ya :)
Tapi saya bahagia. Dan sering saya katakan itu padanya. Tidak ada yang mengalahkan rasa nyaman ketika saya berada dalam pelukannya. Tenang, nyaman. Hingga nyaris tidak terdefinisikan lagi perasaan saya.
Dan siang ini, suami saya akan pergi ke lapangan. Meski sudah merupakan pekerjaan rutin suami saya untuk ke lapangan sekali-dua kali dalam sebulan, tetap saja rasanya sedih ketika saya ditinggal. Aneh ya, setahun lalu saya masih all by myself. Sekarang, kalau dia pergi, rasanya seperti kehilangan sebagian jiwa saya. Ada yang kurang. Huhu.
Suamiku, hati-hati di jalan. Semoga kerjaannya cepat beres dan cepat pulang!!
Minggu, 22 September 2013
Langganan:
Postingan (Atom)