Setelah membahas airlines yang saya pakai kemarin, sekarang saatnya saya menceritakan pengalaman saya tinggal di salah satu backpacker hostel di Singapore, yaitu Mitraa Inn @Serangoon.
Saya mengetahui hostel ini melalui situs hostelbookers.com, sebuah situs pencarian penginapan murah di seluruh dunia. Situs terkenal lainnya adalah hostelworld.com, namun hostelbookers meng-claim bahwa mereka menawarkan harga yang lebih murah 8,7% daripada hostelworld (dan memang terbukti sih tarif mereka lebih murah). Cara booking-nya cukup gampang, tinggal pilih negara dan kota tujuan, lalu masukan tanggal check-in. Voila! Munculah daftar informasi hostel. Jangan lupa selalu baca rating dan review dari orang-orang yang telah menginap di hostel tersebut. Setelah menentukan hostel, tinggal bayar down payment 10% melalui credit card (bisa menggunakan cc orang lain) dan pelunasannya dilakukan setelah kita tiba di sana.
Hostel Mitraa Inn yang saya tinggali berlokasi di sekitar kawasan Little India, di mana mayoritas penduduknya tentu saja adalah keturunan India. Dari terminal 2 Changi Airport menuju hostel memakan waktu sekitar 30-45 menit dengan menggunakan MRT. Hostelnya terletak tepat di pinggir jalan raya, 5 menit berjalan kaki dari stasiun MRT Farrer Park. Di sekitar hostel, terdapat beberapa karaoke club yang memajang foto-foto "pemandu" karaoke di depan pintunya. Kalau menjelang tengah malam, pemandu karaoke itu akan duduk di depan pintu club dengan memakai pakaian minim yang cukup "mengundang" :p (saya tahu ini karena waktu itu saya pulang konser sendirian sekitar pukul setengah 12 malam).
Pertamakali datang, saya langsung disambut seorang staff keturunan India yang ramah. Setelah melunasi pembayaran (kita juga harus menaruh deposit SGD 10 untuk mendapatkan keycard), saya diantar ke kamar pesanan saya yang bertipe female dorm ber-AC. Di dalam kamar terdapat 3 bunk bed (kasur tingkat) yang cukup besar dan masing-masing bed memiliki stop-kontak sendiri. Di bawah bunk bed juga disediakan locker untuk menyimpan barang (staff akan memberikan kunci locker saat check-in). Secara keseluruhan, kamarnya cukup bersih dan nyaman. Kamar mandinya juga bersih, ada shower dengan air panas yang selalu menyala dan toilet dengan semprotan air.
Sistem room-locking di sana menggunakan keycard yang berfungsi sebagai pengaktivasi listrik dan air panas di dalam kamar. Praktis, tapi akan menjadi masalah jika kita menginap di kamar bertipe dorm bersama orang-orang asing. Mengapa? Karena saat keycard-nya dicabut, otomatis listrik di satu kamar itu akan mati. Hal ini terjadi ketika saya sedang mandi dan roommate saya (yang tidak mengetahui sistem ini) pergi dan kebetulan, keycard yang terpasang adalah keycard miliknya sehingga tanpa sadar, saat dia pergi dia meninggalkan saya mandi dalam kegelapan -_-
Oh iya, mengenai roommate, waktu pertama kali datang roommate saya diisi oleh 5 orang Indonesia (termasuk saya dan adik saya) dan seorang cewek cantik asal Cyprus bernama Stella. Stella ini cantik sekali seperti model; usianya 24 tahun, baru menyelesaikan studi master, dan memutuskan untuk backpacking dahulu sebelum memasuki dunia kerja. Dan seperti yang telah saya ceritakan sebelumnya, salah satu roommate saya, Sheyla, juga spesial datang ke SG untuk menonton Super Show 4 :p Sementara dua orang Indonesia lainnya, Ochi dan Widya, adalah dua sahabat yang datang untuk berwisata. Itu untuk malam pertama. Untuk malam kedua, Ochi dan Widya yang sudah pulang duluan ke Indonesia digantikan dua cewek asal Korea Selatan dan Stella digantikan seorang bule berambut pirang (yang ini belum sempat kenalan).
Hostel ini juga menyediakan free breakfast sederhana yang terdiri dari toast, telur rebus, buah, kopi, serta teh. Di pagi hari pertama, saya share meja bersama dua orang Indonesia. Yang satu adalah seorang bapak dari Banjarmasin, dan yang satu lagi seorang cowok seumuran saya yang berasal dari Wonosobo. Banyak hal yang kami bincangkan, dari masalah traveling, pendidikan, hingga politik Indonesia. Lucu juga, jauh-jauh ke Singapore tapi temanya kembali lagi mengenai permasalahan di Indonesia.
Lokasi hostel ini menurut saya sangat strategis. Selain dekat dengan MRT, juga dekat dengan tempat belanja oleh-oleh murah Mustafa yang dapat dicapai kurang-lebih 10 menit dengan berjalan kaki. Di sekitarnya juga terdapat tempat-tempat makanan halal bagi yang beragama muslim, biasanya sih makanannya sejenis kari India. Tak jauh dari sana terdapat sebuah kuil Hindu di mana wisatawan diperbolehkan melihat ritual keagamaan Hindu India yang menurut saya suasananya cukup "mistis". Selain Mustafa, sama seperti wilayah lain di Singapore, tentu saja ada shopping mal-shopping mal lainnya untuk yang senang berbelanja.
Untuk fasilitas lainnya, Mitraa Inn Serangoon ini memiliki fasilitas wi-fi gratis (namun sayangnya sinyal wi-fi ini tidak dapat diakses dari kamar) dan bagi yang tidak membawa laptop, disediakan komputer-komputer yang bisa kita sewa dengan tarif SGD 2 per jam. Tidak ada jam malam, resepsionis open 24 jam. Untuk informasi fasilitas lainnya dapat dilihat dari official website mitraa inn atau informasi di hostelbookers/hostelworld.
Secara keseluruhan, saya merasa puas tinggal di hostel ini. Selain harganya relatif terjangkau (satu malam sekitar IDR 200 ribu) dengan fasilitas yang baik, atmosfer-nya juga menyenangkan karena kita mendapat kesempatan mengenal orang-orang baru dari berbagai belahan dunia.