Zaman dahulu, ada seorang alim ulama yang sangat taat beribadah kepada Allah. Hidupnya benar-benar didedikasikan untuk beramal di jalan Allah. Saat orang tersebut meninggal dunia, Allah lalu memasukannya ke surga atas rahmat-Nya. Akan tetapi, alim ulama ini menolak karena ia ingin masuk surga dengan semua amalannya selama di dunia. Maka, jadilah seluruh amalannya ditimbang dan hasilnya: berat amalan sang alim ulama ternyata tidak lebih dari berat karunia satu bola mata yang diberikan Allah padanya.
Kata mentor saya, cerita di atas menggambarkan bahwa ridho Allah adalah hal terpenting yang harus dicari setiap manusia di muka bumi ini. Apapun yang kita lakukan, segala amalan-amalan yang kita perbuat seharusnya dilandasi niat karena Allah. Bukan karena mengharapkan hal-hal lainnya yang bersifat keduniaan.
Faktanya, jelas-jelas semua yang ada di dunia ini kan milik Allah, baik yang bersifat kasat mata maupun yang tak kasat mata. Ia bisa setiap saat menitipkan rezekiNya pada kita dan bisa kapan saja juga mengambilnya kembali. Semua hak-Nya.
Karena itu, sebenarnya sangat masuk akal jika kita seharusnya meniatkan apapun karena Allah.
Contohnya nih: X menyukai temannya yang bernama Y. Karena Y ikut pengajian, si X pun mengikuti pengajian yang sama demi bertemu Y. Di sini jelas niat X adalah untuk bertemu Y, bukannya untuk menuntun ilmu demi mengamalkan ajaran Allah. Padahal, perasaan Y kan yang mengatur juga Allah. Mau jungkir-balik kayak gimana pun, perasaan Y ngga akan berubah kalau Allah berkata tidak.
Dengan kata lain: meniatkan sesuatu selain untuk Allah adalah hal yang sia-sia.
Dan lagipula, berniat selain karena Allah itu terhitung syirik lho.
Nampaknya saya (dan mungkin kita) masih harus sering-sering mengingatkan diri untuk meluruskan setiap niat.
Wallahu'alam Bishawab.
Mohon dikoreksi jika ada yang salah pada tulisan saya.
Kata mentor saya, cerita di atas menggambarkan bahwa ridho Allah adalah hal terpenting yang harus dicari setiap manusia di muka bumi ini. Apapun yang kita lakukan, segala amalan-amalan yang kita perbuat seharusnya dilandasi niat karena Allah. Bukan karena mengharapkan hal-hal lainnya yang bersifat keduniaan.
Faktanya, jelas-jelas semua yang ada di dunia ini kan milik Allah, baik yang bersifat kasat mata maupun yang tak kasat mata. Ia bisa setiap saat menitipkan rezekiNya pada kita dan bisa kapan saja juga mengambilnya kembali. Semua hak-Nya.
Karena itu, sebenarnya sangat masuk akal jika kita seharusnya meniatkan apapun karena Allah.
Contohnya nih: X menyukai temannya yang bernama Y. Karena Y ikut pengajian, si X pun mengikuti pengajian yang sama demi bertemu Y. Di sini jelas niat X adalah untuk bertemu Y, bukannya untuk menuntun ilmu demi mengamalkan ajaran Allah. Padahal, perasaan Y kan yang mengatur juga Allah. Mau jungkir-balik kayak gimana pun, perasaan Y ngga akan berubah kalau Allah berkata tidak.
Dengan kata lain: meniatkan sesuatu selain untuk Allah adalah hal yang sia-sia.
Dan lagipula, berniat selain karena Allah itu terhitung syirik lho.
Nampaknya saya (dan mungkin kita) masih harus sering-sering mengingatkan diri untuk meluruskan setiap niat.
Wallahu'alam Bishawab.
Mohon dikoreksi jika ada yang salah pada tulisan saya.
0 komentar:
Posting Komentar