Saya ngga paham
Kenapa saat kita sudah menikah, pasti ditanya soal anak? Terus kalau udah setahun ngga punya anak kayak saya gini, lalu dianggap tidak wajar. Kenapa ya?
Saya bukannya ngga pengen sih. Saya lebih ke arah biasa saja. Maksudnya, apa sih alasan saya pengen punya anak? Saya ngga punya alasan sama sekali. Makanya saya heran kenapa punya anak seakan menjadi suatu keharusan mutlak. Sebenernya malah justru lebih mudah mengemukakan alasan untuk ngga punya anak. Tapi kalo ngga punya anak juga, rasanya lingkungan memandang dengan sebelah mata.
Kata mereka, punya anak itu membahagiakan. Buat saya, punya anak sama seperti punya, katakanlah, pesawat jet pribadi. Saya ngga pernah memiliki dan ngga pernah tahu kenapa para milyuner senang memiliki pesawat terbang di halaman belakang rumah mereka. Dan saya ngga merasa perlu iri atau bersedih karena saya tidak memiliki pesawat terbang. Ya seperti itu. Menurut saya menginginkan anak seperti menginginkan kebahagiaan imajinatif. Saya ngga pernah tahu persis apakah hal itu akan membuat saya bertambah bahagia atau tidak.
Saya juga ngga merasa perlu iri dengan kebahagiaan orang lain yang sudah punya anak. Saya sekarang juga udah punya banyak hal yang patut disyukuri kok. Mereka yang punya anak juga ga perlu iri sama apa yang saya miliki. Kan katanya mah manusia udah punya rejekinya masing-masing.
Dan seandainya punya anak itu ngga menjadi norma, pasti rasanya lebih damai buat saya. Walau saya ga ngebet punya anak, entah kenapa malah lingkungan saya yang lebih ngebet saya punya anak. Dan itu kadang mengganggu saya. Saya ini orangnya agak-agak Woman of Pride. Jadi ketika saya belom punya anak dan orang menganggap saya berkekurangan, saya merasa "terluka". Alhamdulillah sehari-hari di kantor, orang-orangnya juga ngga doyan ngomongin ranah perumahtanggaan Saya mau cerita macem2 juga jadi lebih enak, karena lebih netral suasananya.
Sekali lagi, saya di sini bukannya ngga mau punya anak. Saya sih mau-mau aja. Tapi kalau belum, ya sudahlah. Ngga perlu dipandang "tidak wajar", apalagi dikasihani. Apalagi diminta berobat macem-macem. Belum, saya belum se-niat itu. Biarlah saya santai saja sembari mencari alasan yang paling kuat untuk mendasari niat saya memiliki anak.
Kamis, 20 Maret 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar