Selasa, 01 April 2014

Mimpi Mimpi

Saat ini, rasanya saya berada dalam zona aman. Menjalani hidup dengan lurus, secara materi pun buat saya saat ini terasa cukup (dengan catatan saya orangnya ga banyak mau ini-itu). Kemudian, saya teringat keinginan-keinginan saya di masa kuliah dulu. Keinginan yang mungkin terasa naif saat ini, tapi dulu, keinginan itulah yang selalu membakar semangat dalam jiwa saya. Yang membuat saya bergairah.

Duluuu.. saya punya cita cita jalan jalan keliling dunia a la backpacker. Bahkan saya sudah punya tiket ke korsel, yang harus hangus sia sia karena pekerjaan saya. Tiba tiba saya jadi terlalu sibuk dengan urusan kantor dan segala permasalahan emosional yang saya rasakan. Setelah itu, saya sebenarnya masih suka jalan jalan meski hanya di dalam negeri. Tapi entah kenapa, the feeling is not there anymore. Dulu ke anyer bermain dengan ombak pun rasanya excited. Ikut rafting di bandung sampai jatuh dari perahu karet dan terseret hingga menabrak bebatuan sampai lebam terasa amat sangat seru.
Sekarang, ke gili trawangan yang demikian cantiknya pun rasanya biasa saja. Malah mabok laut waktu diajak snorkeling. Ke kaki gunung rinjani pun, melihat air terjun yang sangat indah, saya tetap kehilangan excitement dalam diri saya. Demikian juga perasaan saya saat ke Bali, Jogja. Semua terasa hambar.

Duluuu... saya juga punya cita-cita bekerja di bidang pemberdayaan masyarakat. Mengajar di pedalaman, membantu mereka yang terlupakan. Sekaligus berpetualang. Namun, ketika lulus, boro-boro memdaftar ikut indonesia mengajar. Saya ikut mengantri bersama jutaan teman teman lainnya mencari pekerjaan kantoran yang aman nyaman bermandikan dinginnya AC ruangan.

Duluuu... hingga detik ini, saya masih ingin melanjutkan sekolah master ke luar negeri. Mencari petualangan dan ilmu ke negeri orang yang sama sekali asing. Menikmati perbedaan budaya, menikmati "lost in translation". Menikmati sesuatu yang lebih teratur daripada Indonesia.

Duluuu... saya bercita cita menulis buku sebelum umur duapuluh. Sebuah novel yang tak kalah epik dibanding Laskar Pelangi kesukaan saya.

Duluuu... semua terasa dekat. Semua seakan dapat terjangkau oleh tangan saya. Saya dulu optimis sekali bahwa semua mimpi saya akan terwujud. Saya akan menjadi wanita hebat, wanita yang bermanfaat untuk masyarakat.

Saat ini, kehidupan saya pun sebenarnya sama baiknya dengan segala impian saya dulu. Saya menikah dengan pria terbaik di dunia, hal yang tidak akan saya tukar dengan segala impian dahulu kala. Saya bertemu kawan kawan baru. Tinggal di kota baru. Bekerja bersama orang orang hebat. Semua yang saya dapat saat ini tentulah memiliki pelajaran tersendiri untuk saya.

Namun, saya tak akan ragu untuk kembali mendapatkan excitement saya yang lalu. Suatu saat, saya pasti akan mewujudkan impian impian saya di atas.

Ini semua hanya masalah waktu. Pasti.

0 komentar: