Senin, 31 Maret 2014

Seandainyaaa

Seandainya punya banyak uang, rasanya pengen deh bikin rumah penampungan untuk mereka yang tidak punya tempat tinggal. Lalu di sana mereka dilatih keahlian yang bisa memandirikan mereka, seperti menjahit misalnya. Atau membuat pernak pernik. Didukung sampai mereka bisa "lulus".

Pengen juga bikin sekolah berkualitas dan mengutamakan akhlak, gratis untuk mereka yang tak mampu.

Terus pengen bikin rumah belajar dan taman bacaan buat anak-anak, supaya mereka bisa menghabiskan waktu dengan cara yang lebih bermanfaat ketimbang bergaul dengan orang dewasa yang salah. Supaya mereka lebih termotivasi untuk mengejar cita cita.

Pengen juga bikin panti asuhan ceria, supaya mereka yang tak memiliki orangtua tetap dapat merasakan kasih sayang dan kebahagiaan sebagai anak-anak.

Pengen buat penampungan untuk mereka yang dibilang "orang gila", supaya mereka dapat hidup selayaknya manusia. Karena mereka memang manusia!

Pengen buat penampungan untuk hewan liar di jalan. Karena hewan juga makhluk ciptaan Tuhan yang tak sepantasnya manusia sakiti.

Pengen bikin rumah sakit yang semua biayanya gratisss untuk orang yang tak mampu di pelosok pelosok sana.

Pengen bikin program makan siang gratis untuk mereka yang penghasilannya tak seberapa besar.

Pengen menutup seluruh program yang isinya pembodohan di TV. Biar mereka yang terlalu polos tak lantas meniru yang salah.

Yuk wujudkan!


Sabtu, 29 Maret 2014

Beauty Target

1. Pakai tabir surya setiap pergi ke luar rumah
2. Pakai body lotion setelah mandi pagi dan sebelum tidur
3. Body scrubbing seminggu sekali
4. Creambath dua minggu sekali
5. Pakai bedak setiap ke kantor
6. Pakai face moisturizer sebelum tidur
7. Maskeran seminggu sekali

Minggu, 23 Maret 2014

aku ingin menjadi...

... Orang yang lebih jujur kepada dirinya sendiri dan orang lain.

Yang kalau suka bilang suka, kalau ngga suka ya ngga suka. Kalau salah mengaku dengan lapang dada, kalau benar ngga perlu pakai ngotot. Legowo. Jadi diri sendiri yang lebih baik.. Kebaikan yang diyakini untuk diri sendiri. Bukan baik menurut orang lain.

Saya ya saya.

Seperti kata head dept saya minggu lalu, manusia itu punya 3 hak, yaitu:

1. Hak atas dirinya sendiri
2. Hak atas properti miliknya
3. Hak untuk tidak diganggu

Karena itu, saya tidak akan membiarkan orang lain, dan terutama diri saya sendiri, mencederai hak-hak saya di atas.

Kamis, 20 Maret 2014

Baby Baby Baby

Saya ngga paham

Kenapa saat kita sudah menikah, pasti ditanya soal anak? Terus kalau udah setahun ngga punya anak kayak saya gini, lalu dianggap tidak wajar. Kenapa ya?

Saya bukannya ngga pengen sih. Saya lebih ke arah biasa saja. Maksudnya, apa sih alasan saya pengen punya anak? Saya ngga punya alasan sama sekali. Makanya saya heran kenapa punya anak seakan menjadi suatu keharusan mutlak. Sebenernya malah justru lebih mudah mengemukakan alasan untuk ngga punya anak. Tapi kalo ngga punya anak juga, rasanya lingkungan memandang dengan sebelah mata.

Kata mereka, punya anak itu membahagiakan. Buat saya, punya anak sama seperti punya, katakanlah, pesawat jet pribadi. Saya ngga pernah memiliki dan ngga pernah tahu kenapa para milyuner senang memiliki pesawat terbang di halaman belakang rumah mereka. Dan saya ngga merasa perlu iri atau bersedih karena saya tidak memiliki pesawat terbang. Ya seperti itu. Menurut saya menginginkan anak seperti menginginkan kebahagiaan imajinatif. Saya ngga pernah tahu persis apakah hal itu akan membuat saya bertambah bahagia atau tidak.

Saya juga ngga merasa perlu iri dengan kebahagiaan orang lain yang sudah punya anak. Saya sekarang juga udah punya banyak hal yang patut disyukuri kok. Mereka yang punya anak juga ga perlu iri sama apa yang saya miliki. Kan katanya mah manusia udah punya rejekinya masing-masing.

Dan seandainya punya anak itu ngga menjadi norma, pasti rasanya lebih damai buat saya. Walau saya ga ngebet punya anak, entah kenapa malah lingkungan saya yang lebih ngebet saya punya anak. Dan itu kadang mengganggu saya. Saya ini orangnya agak-agak Woman of Pride. Jadi ketika saya belom punya anak dan orang menganggap saya berkekurangan, saya merasa "terluka". Alhamdulillah sehari-hari di kantor, orang-orangnya juga ngga doyan ngomongin ranah perumahtanggaan Saya mau cerita macem2 juga jadi lebih enak, karena lebih netral suasananya.

Sekali lagi, saya di sini bukannya ngga mau punya anak. Saya sih mau-mau aja. Tapi kalau belum, ya sudahlah. Ngga perlu dipandang "tidak wajar", apalagi dikasihani. Apalagi diminta berobat macem-macem. Belum, saya belum se-niat itu. Biarlah saya santai saja sembari mencari alasan yang paling kuat untuk mendasari niat saya memiliki anak.

Suami Beda!!!

Sore ini kebetulan lagi ada meeting di Base. Jadi, saya memutuskan sekalian aja ngantor di sana (divisi saya letaknya beberapa km dari kantor di Base). Kebetulan temen seruangannya si abang lagi sakit, jadi pas banget saya bisa numpang pakai komputer di sana. Ga melanggar kode etik kok ini. Pintu ruangannya juga tetap dibuka lebarrr.

Tapi tapi tapi.. Selama saya duduk di sini, kelihatan banget si Abang jadi beda. Jadi lebih sok cool kalo kata saya. Pokoknya beda banget dengan si bocah yang biasa hahahihi ngga jelas di rumah.

Langsunglah saya chat (biar seruangan juga, tetep aja pake chat messenger kantor):

Saya : Abang, kamu kok beda gitu di kantor. Who are you? Siapa kamu? I don't even know you

AJ (abang jelek) : Kan lagi jam kantor

Saya : Kamu kan 8 jam karyawan, tapi 24 jam suami akuuu!

Abang saya berkepribadian ganda!

Rabu, 19 Maret 2014

Dilema Jauh

Sedihnya tinggal di Balikpapan adalah kita jadi jauuhhh dengan keluarga yang tinggal di Pulau Jawa sana. Ketemu ibubapak paling bagus dua bulan sekali. Beruntung luar biasa kalo bisa pulang dua kali dalam dua bulan.
Bagaimana lagi, harga tiket mahal sekali. Lebih mahal dari tiket JKT-SG atau JKT-KL pake airasia. Kalo lagi lebaran, bahkan bisa mirip-mirip harga tiket promo JKT-Seoul (tukang ngecek tiket nih). Kejam.

Paling sedih kalo lagi ada keluarga yang sakit dan kita ngga bisa nengok. Kayak mbah kung kemarin pas dirawat lalu meninggal, saya ngga sempat melihat mbah di hari-hari terakhirnya. Begitu juga dengan adik mbah yang meninggal 40 hari setelahnya. Bahkan saya ngga sempat lihat adik mbah saya sakit. Saya taunya beliau itu sehat, kuat. Masih sanggup jalan sendiri kemana-mana cukup dibantu tongkat. Tau-tau dengar berita, beliau kena kanker lalu meninggal. Benar-benar sekejap. Dan saya tak pernah menjadi saksi itu semua. Hanya sebagai pendengar kabar saja.

 Tapi andai saya ada di sana, apakah hati si cengeng ini akan sanggup menyaksikan duka tepat di depan wajah? Ah, sampai saat ini pun saya masih tidak bisa melupakan detik-detik meninggalnya mbah putri... Ketika alat penunjuk denyut itu membuat grafik merah lurus datar, tepat di depan mata saya.

Entahlah... Tapi saat ini saya ingin berada di dekat keluarga. Apalagi mbah saya sedang di rawat di Rumah Sakit. Lalu adik saya weekend ini akan operasi pemasangan pen karena retak di kaki. Saya ingin pulang, salaman sama ibubapak tersayang. Dan suami saya harus ikut pulang karena dia udah satu paket sama saya.


Menanti Sore

Setiap istirahat siang, kalo lagi ga keluar makan bareng si abang, saya biasanya tetap tinggal di kantor. Beli makan siang dulu di warung-warung belakang kantor atau jajan cemal-cemil di toko susana. Oh iya, di Balikpapan sini ngga ada indomaret, alfamart dan franchise sejenisnya. Kita masih setia dengan gaya klasik toko kelontong. Kalau ngga salah, memang di Balikpapan ini dilarang berdiri pertokoan franchise yang tumbuh satu lalu diikuti seribu itu.

Lanjut...

Biasanya habis bungkus makanan, saya makan di meja sambil browsing. Atau nonton film. Atau baca majalah. Menunggu hingga jam 1/2 3 tiba. Iya, waktu makan siang di kantor cukup lama: 2 jam. Katanya sih karena orang Prancis makannya lama. Mungkin karena dikunyah 30x dulu setiap suapan dari appetizer sampai dessert.

Saya juga sebenarnya ingin tertib mengunyah seperti itu. Konon menurut kitab food combining, makanan memang perlu dikunyah sampai halus supaya tidak memberatkan kerja fungsi pencernaan. Dan itu penting, karena katanya penyakit datangnya dari perut. Mungkin saya sering sakit (dulu), salah satunya karena perut yang tak sehat dan buncit ini ya...

Selasa, 18 Maret 2014

kerja kerja

Lagi curi-curi waktu di tengah jam kerja

Jadi, enakan kerja atau jadi istri rumah tangga?

Enaknya kerja:
- Punya uang jajan sendiri
- Bisa bantu-bantu keluarga
- Bisa lebih banyak sedekah
- Punya temen-temen dan pergaulan baru
- Kayaknya bikin otak jadi lebih update karena dipaksa mikir

Enaknya jadi istri rumah tangga:
- Bisa melampiaskan hasrat tidur semaunya
- Bisa nonton tv series seharian sampai puas
- Fleksibel mau ngapain aja, suka-suka. Hari mau ngegambar besok mau nyanyi, terserah.
- Ga perlu terlalu hati-hati... Kalo masakan agak keasinan, ya sudahlah.. Yang penting masih bisa dimakan. Ga sampai merugikan negara.

Senin, 17 Maret 2014

Halo halo

Selamat malam duhai kekasih..
Hampir jam 9 malam di sini dan sebenernya aku udah ngantukkkk bgt. Tp harus nunggu jam 1/2 10, jadwal minum obat. Sebenci-bencinya minum obat, kali ini keluar bendera putih dulu deh.

Saat ini si abang udah lelap blass di sampingku. Dia sih tipe yang kena bantal semenit aja bisa langsung pulas. Mau ada petir hujan badai, ngga ada yang sanggup membangunkannya. Cuma tangan sakti sang istri yg dapat membangunkannya. Tangan sakti dan sedikit ciyuman maut sih lengkapnya. Aheyy.