Rabu, 28 Desember 2011

wishlist 2011 : checked and unchecked

Pertama, semoga saya mendapatkan pekerjaan yang paling cocok dan paling baik menurut saya, keluarga saya, dan Tuhan saya.
Sebenarnya sih gw masih belum ngerasa puas dengan pekerjaan gw yang sekarang, tapi katanya apa yang diberikan Tuhan itulah yang terbaik buat kita kan? Pasti ada suatu hikmah yang akan gw dapatkan dari bekerja di kantor yang sekarang.

Kedua, semoga saya bisa terus menjalin hubungan yang baik dengan sahabat-sahabat lama saya. Masih ketemuan sekali-kali dan masih kontak via BBM juga :D

Ketiga, semoga saya jadi nonton Super Show-nya Super Junior akhir bulan ini (Januari 2011) bersama teman-teman saya.
CHECKED. Best thing in 2011.

Keempat, semoga bisa menjadi orang yang lebih sabar dan lebih berempati pada orang lain. Kayaknya sih gagal. Gw merasa makin ga sabaran dan makin egois.

Kelima, ke Dufan dan Bali (dua tempat yang tidak pernah saya kunjungi selama belasan tahun :p), mencoba jalur kereta ke Jawa Timur, dan ke pantai yang airnya berwarna biru kehijauan.
Yang terlaksana cuma ke Dufan-nya aja. Dan bertekad tidak akan kembali ke sana -_-"
Bali gagal, Jawa Timur gagal, pantai biru kehijauan gagal. Belom dapet jatah cuti euy.

Keenam, menurunkan berat badan.. 4 kg sajaaa.
Aduh gagal total. Bingung deh, dulu kuliah makan banyak tapi tetep kurus. Sekarang makan ga lebih banyak tapi jadi daging semua -_-

Ketujuh, punya peralatan make-up yang lebih lengkap (bukan cuma bedak plus lipstik aja): foundation, blush on, eye shadow, eyeliner, mascara.
Gw udah punya foundation dan blush on. Eye shadow sama eyeliner dikasih nyokap. Mascara masih pinjem :p

Kedelapan, menamatkan seluruh buku yang sudah dibeli tahun lalu.
Ada juga numpuk buku lagi, makin lama makin males baca euy.

Kesembilan, menulis lebih dari 20 halaman.
Ini post blog di tahun 2011 kalau ditotal nyampe kali ya 20 halaman? :p

Kesepuluh, batere baru untuk Dellino. Gila aja sekarang daya tahan batere netbook saya cuma 5 menit bok!
Dellino is now Rest in Peace.

Kesebelas, skor IELTS minimal 7.
Gagal, skor akhir gw 6.5 ;_;

Keduabelas... mmm... ketemu jodoh?
Hal seabstrak ini memang tidak bisa direncanakan. HAHAHA.

Ketigabelas, semoga tahun 2011 ini menjadi tahun yang lebih seru dengan banyak kejadian yang berkesan
Tahun ini up up down down down. Gw merasa tahun 2011 adalah tahun kesadaran... sadar kalau udah saatnya harus menjadi lebih dewasa. Harus banyak kompromi, harus bisa memutuskan. Susah, sampai sekarang juga jiwa kekanakan gw masih sangat dominan sampai gw ngerasa depresi dengan keadaan yang ada. Gw masih belum menemukan ritme yang pas.

Selasa, 27 Desember 2011

Menengok Setahun ke Belakang

Tahun 2011 sudah hampir habis. Dalam hitungan kurang dari seminggu, kalender sudah akan berganti. Angka 1 dibelakang akan berubah menjadi 2. Yak, halo 2012.

Melihat jejak kehidupan setahun ke belakang, hidup gw ternyata berubah dengan cukup drastis. Sekarang bukan lagi seorang mahasiswi yang sibuk membagi waktu antara kuliah, kegiatan ekstrakurikuler, dan hang out bareng teman. Bukan lagi mahasiswi galau yang dulu nangis-nangis gara-gara cowok. Bukan lagi manusia yang bisa hidup relatif semau gw. The main rule is do whatever you want, asal bukan hal yang negatif banget (yah mahasiswa bolehlah bandel-bandel dikit) dan IP lo tetap oke (termasuk suka-suka bolos kuliah!--yang dengan menyesal, jarang gw lakukan -_-). I was happy... too happy. Sampai berasa kehidupan gw di Bandung adalah mimpi.

Dan sekarang, pola hidup gw jadi kayak begini: berangkat ke kantor jam setengah delapan pagi dan pulang kantor rata-rata pukul setengah lima sore. Lima hari dalam seminggu. Akhir minggu, kalau ngga tidur dan browsing k-pop seharian, ya paling nengok kakek-nenek di Jakarta.

Menengok post-post gw sepanjang 2011 (yang 3 kali lipat lebih sedikit dibanding post tahun 2010), gw menemukan bahwa 2011 adalah tahun yang cukup menekan buat gw. Tahun di mana gw harus menghadapi kenyataan sebagai seorang lulusan universitas: nyari kerja. Lalu ditolak kerja di tempat yang sangat gw inginkan dan akhirnya terjebak di sebuah perusahaan yang bahkan sejak gw SMA gw udah bertekad ga mau kerja di sini. Kemudian disiksa 9 hari disebuah 'camp' di mana gw harus makan tissue dari tempat sampah, merayap di bebatuan, dan menginjak bara api. Ditambah harus tinggal di kota kecil paling membosankan sedunia. See? Tahun 2011 mungkin adalah tahun penuh keluhan buat gw. Tahun di mana gw menyadari kadang kenyataan itu tidak seindah harapan.

Gw tau, mengeluh itu ngga ada gunanya. Tapi gw kesel. ASLI KESEL. Dan karena gw manusia biasa, biarkanlah gw mengeluh sampai (sedikit) puas hati gw.

Satu-satunya hiburan gw adalah kerja means gw digaji. Walau mungkin ga gede-gede banget, tapi at least gw udah ga minta duit lagi dari ortu. Plus, dengan gaji yang sedikit demi sedikit gw tabung, gw bisa mewujudkan salah satu impian gw: jalan-jalan. Sesuai target destinasi yang gw pernah tulis di akhir 2010, tahun depan adalah saatnya ke negara di Asia Timur dan Alhamdulillah, saat ini setidaknya gw udah mengantongi tiket PP Airasia ke South Korea :) Tinggal pusing mikirin visa dan izin cuti~

Nah, gw selalu excited banget kalo temanya berganti jadi tema jalan-jalan. Kekesalan yang gw rasakan di paragraf-paragraf awal mendadak lenyap saat gw ngomongin rencana perjalanan gw.

So, gw berdoaaa bangettt di tahun 2012 rezeki uang dan waktu gw dipermudah oleh Yang Di Atas. Ya ga doa doang sih, emang harus ada usahanya juga. Biar gw bisa banyak jalan-jalan dan mengurangi kadar keluhan gw. Aamiinnn.

Kamis, 22 Desember 2011

Random

Pengalaman membuktikan bahwa ada saatnya manusia (at least gw) butuh sesekali untuk bertindak spontan.

Salah satu pengalaman spontan yang paling berkesan buat gw adalah saat gw bolos kuliah 3 hari dan meninggalkan laporan magang yang sudah berada di garis merah deadline untuk berpartisipasi menari di ajang World Dance Day di Solo bersama temen-temen PSTK.

Masalahnya, waktu itu bahkan gw belom hafal tari Gambyong Pareanom yang akan gw dan anak-anak PSTK tampilkan di acara tersebut. Well, lebih tepatnya sih gw ga pernah bener-bener becus nari Jawa (mwahahaha). Jadilah gw latian nari kilat sebelum hari-H dan gw akuin, nari Jawa itu MEMBUTUHKAN pengalaman supaya gerakan lo bener-bener cakep dan konsisten. Wiraga, wirasa, wirama. Yah, kecuali lo punya modal bakat besar sih. Dan sayangnya, gw jelas bukan tipe berbakat. Apalah daku hanya punya modal latihan dan kenekatan. Nekat bolos kuliah di saat genting, nekat nari meski ga bisa nari (padahal itu acaranya ditonton oleh para seniman-seniman tari dari seluruh Indonesia lho)

Tapi pada akhirnya, gw sama sekali tidak pernah menyesali keputusan gw waktu itu. There were lot of memorable experiences. Dari perjalanan dengan kereta yang sungguh berkesan dengan teman-teman PSTK (Mbak Indri, Mbak Dita, Mbak Cice, Diana, Wakhid), jalan-jalan keliling Solo dan Jogja yang sangat menyenangkan, dan tentu saja pengalaman tampil dengan sangat cupu di hadapan para penari profesional :)) Sampai sekarang pun masih sangat manis dikenang.

Dan beberapa saat lalu, lagi-lagi gw membuat keputusan spontan. Hasrat melakukan hal random itu sudah muncul dari siang tadi dan gw akhirnya menuruti "hawa nafsu" gw beberapa jam kemudian.

Iya, dengan randomnya gw ngebeli tiket pesawat terbang ke Singapore untuk Bulan Februari :D

Emang sih, sebelumnya udah ada rencana ke sana untuk nonton Super Show 4, tapi kemarin-kemarin gw udah mempertimbangkan untuk ngga jadi nonton karena satu dan lain hal. Dan sekarang gw masih galau nanti beneran mau nonton apa ngga, secara tiket konsernya aja gw belom beli dan agen-agen penjualannya udah pada nutup PO tiketnya. Lagian sayang duitnya sih cuy, mending uang tiketnya dipake beli sesuatu yang tangible kan (atau malah ditabung). Nonton Suju emang "seger" tapi kalau dipikir-pikir, tahun lalu kan udah nonton dan udah cukup puas juga (100% feels like at harem). Toh kalau jodoh, nanti pas ke Korea gw bisa kemping di depan dorm-nya #ekstrim

Ya kalau nonton syukur, kalau ga nonton juga gapapa yang penting JALAN-JALAN!! :3


P.S. : februari itu kalo ga salah waktunya presentasi akhir program MT.. Yah sudahlah~
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Minggu, 18 Desember 2011

stuffs of the week


Just got a unique wedding souvenir : a classic paraffin lamp XD



and I love this you-c1000 bottle. i got flu several days ago and drank bottles of this lemon substance. Feel a little bit like a hoarder when I decide to keep the bottle--I will think some creative ideas to recycle this junk. Or is there any suggestion?

Senin, 12 Desember 2011

matter of jodoh

Kadang-kadang, saya merasa agak cemas terhadap kehidupan percintaan saya. Bukan, bukannya saya ingin cepat-cepat menikah. Saya masih ingin menikah di usia > 25 tahun, yaitu (insya Allah) setelah saya meraih gelar master dan mengelilingi 15 negara.

Yang saya khawatirkan adalah kesulitan saya untuk menyukai pria. Terakhir kali saya berpacaran.. hmm... sudah lebih dari dua tahun yang lalu. Setelahnya, saya merasa sangat sangat sulit untuk merasa "nyaman" dengan lawan jenis saya. Iya, buat saya, yang paling penting dalam sebuah hubungan pertama-tama adalah rasa "nyaman". Semacam chemistry yang membuat saya merasa bisa menjadi diri saya apa-adanya. Sempat sih beberapa waktu yang lalu saya menemukan "teman" yang cukup bisa membuat saya nyaman. Tapi karena satu dan lain hal, "pertemanan" itu tidak bisa dilanjutkan. Agak sayang sih, soalnya saya jarang sekali menemukan teman yang senyaman itu. Tapi tak apalah, people come and go~ :D

Setelahnya, ya datar-datar saja. Lalu saya berpikir, sebenarnya kriteria pria macam apa sih yang saya butuhkan? Apakah yang saya mau sudah sesuai dengan yang saya butuhkan?

Saya mengevaluasi pengalaman-pengalaman saya dan ternyata, saya tidak pernah bisa menyukai seseorang yang memang dari awal berniat mendekati saya (GR banget ya, emang ada yang sengaja mau ngedeketin gw? fufufu). Saya selalu memulai hubungan dari "pertemanan" di mana di awalnya tidak ada ketertarikan khusus di pihak saya maupun pihak seberang. Tidak ada niatan lebih selain untuk mengobrol dan bersosialisasi. Barulah perasaan "nyaman" itu muncul ketika obrolan kami ternyata cukup click.

Masalahnya, bukankah jika ada orang yang niatnya memang "mendekati" itu artinya orang tersebut benar-benar serius menginginkan kita? Berdasarkan apa yang telah saya alami, saya merasa hubungan yang dimulai serentak dari dua pihak (tanpa salah-satu mengejar-ngejar yang lain) itu lebih rapuh. Kasarnya gini deh, lo bakal lebih ngejaga barang yang lo dapetin dengan susah payah kan ketimbang barang yang lo dapetin 'cuma-cuma'?

Tapi gimana dong? Saya ga ngerasa nyaman sama orang-orang yang mendekati dengan maksud khusus. Bukannya saya ngga pernah mencoba, tapi asli, saya malah ngerasa "awkward" jadinya. Apalagi kalau pihak sebrang termasuk tipe mellow dan senang berkata-kata manis, uggghhhh... alergi. Sori deh gw emang ga romantis -_-

Terus jadi serba salah karena gw selau suka cowok cuek tapi selalu makan ati juga dicuekin. Mau lo apa sih res?? (jadi kesel sendiri)

Nyari jodoh emang kayak nyari jarum di antara jerami. Sama juga kayak nyari berlian di tengah lumpur hisap, banyak tantangannya. Gw akuin sih kalo dipikir-pikir dengan logis, gw sebenernya belum butuh-butuh banget untuk nyari pasangan. Kalau lagi galau karena banyak masalah atau kalau lagi bosen aja, baru deh kepengen. Niatnya masih belum niat "mulia".



Ah galau pisan deh gw nge-post beginian di blog. Mending nontonin video-video Super Junior aja deh >.<

Senin, 21 November 2011

Jadi K-Popper itu MAHAL

warning: don't like k-pop? don't read~

Oke, jadi gw baru menerima informasi kalo Super Show 4 udah confirm bakal diadain di Singapore tanggal 17 Februari tahun depan. Seneng? Banget. Tapi masalahnya, dompet menjerit-jerit bok.

Sebagai gambaran, berikut adalah fixed expense gw jaman SS3 awal tahun ini di negara yang sama:

Tiket konser: Rp 1,8 juta
Tiket pesawat: Rp 1,1 juta
Penginapan (apartemen) : Rp 500 ribu/dua malam

Sejujurnya, waktu itu aja gw ngerasa "Gila lo res, demi SJ lo bela-belain keluar duit segitu banyak?" Tapi gimana ya, gw saat itu memang sudah pasrah pada nafsu duniawi. Sekarang juga kelihatannya gw nyerah sih berhubung gw hanyalah manusia biasa *sangat tidak patut dicontoh*. Excuse gw: namanya juga hobi. Apalagi emang gw kan hobinya jalan-jalan juga, jadi sambil menyelam minum air jatuhnya (beneran).

Tapi overall, jadi k-popper itu memang mahal. Mau beli CD original? Minimal siapkan 150 ribu (padahal biasanya free download di internet). Mau nonton konser K-Pop di Indonesia? 500 ribu itu paling murah dan kursinya di pelosok-pelosok hall konser. DVD konser? minimal 500 ribu. Photobook? Yang hampir sejuta juga ada. Mau ngoleksi official goodies? Coba cek yesasia deh.
So far, gw cuma pernah nonton SS3 doang plus beli satu album originalnya SJ. Gw (sepertinya) belum se-hardcore itu sih.... iya kan?

Aaaaa kenapa sih gw harus terperangkap dalam dunia K-Pop ini? T_T

Minggu, 20 November 2011

Enigma

Begini, jadi setahu gw, kita sebagai manusia itu dilarang untuk menyombongkan diri karena pada dasarnya semua yang kita miliki saat ini hanyalah titipan Allah, baik harta tangible maupun harta intangible. Tidak ada harta yang sudah dipatenkan 100% menjadi milik kita. Dan seperti yang kita ketahui, Allah bisa dengan demikian mudahnya mengambil "harta" titipannya.

Salah satu 'harta' intangible mungkin adalah "kebaikan" yang pernah kita lakukan. Pernah ga sih lo ngerasa pengen banget nge-share suatu hal baik yang udah lo lakukan ke orang lain? Mungkin tujuannya adalah untuk menginspirasi dan mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan yang sama, tapi ngga munafik, kadang bisikan setan bisa begitu menggoda. Bisa saja walau awalnya niat kita untuk menginspirasi orang lain, tapi sedikit-sedikit ada rasa kebanggaan diri yang terselip. Dan bukankah kesombongan, meski seberat biji zarrah (atom) tetap tidak sepantasnya dibiarkan menginfiltrasi hati kita?

Tapi di lain pihak, dunia ini memang membutuhkan orang-orang yang menginspirasi. Jika orang-orang baik itu tidak bersedia berbagi cerita, bagaimana kita mau mencontoh kebaikan yang telah mereka lakukan? Bagaimana gw tahu di dunia ini ternyata ada orang-orang yang bersedia mengabdikan diri di daerah pedalaman kalau mereka tidak mempublikasikannya? Skenario paling bagus mungkin jika ada orang lain yang melihat atau merasakan kebaikan kita lalu menyebarkan kebaikan tersebut dan akhirnya menginspirasi orang lain tanpa kita perlu langsung bicara. Tapi tidak semuanya bisa berjalan dalam kondisi 'ideal' seperti itu kan?

Dan jangankan kebaikan yang dimanfaatkan 'sekedar' untuk kesombongan diri, jaman sekarang "kebaikan" banyak yang hanya kedok semata.

Saat ini, kita bisa melihat banyak sekali publikasi "kebaikan" yang dilakukan secara individual maupun kelompok. Sebagian mungkin memang benar tulus untuk menginspirasi dan mengajak, tapi sebagian lain mungkin punya agenda khusus seperti membentuk"image". Perusahaan-perusahaan besar dengan agenda CSR-nya pun mungkin tidak "setulus" itu ingin membantu masyarakat sekitarnya. Bisa saja kepentingan utama mereka adalah "image" yang baik di mata masyarakat yang tentunya akan bermanfaat untuk peluang bisnis ke depan.

Dulu pun gw rasa gw melakukan hal yang kurang-lebih sama waktu gw berada dalam business project sekolah gw. Sejak awal, hasil penjualan memang ditetapkan 100%-nya untuk disumbangkan. Dan gw memang memanfaatkan nama "charity" itu sebagai bahan promosi agar jualan laku sebanyak-banyaknya. In fact, gw sadar "charity" bukanlah tujuan utama gw. Profit, it is. Memang sih kelihatannya dalam bisnis, strategi ini tampak lumrah dan toh akhirnya 100% keuntungan memang untuk disumbangkan. But to be honest, it doesn't feel so right. Rasanya gw jadi seperti memanfaatkan faktor "kemiskinan" dan "rasa kasihan" untuk mengejar profit. Di mana ketulusan gw?

Contoh lainnya, tadi gw denger informasi mengenai sebuah acara charity yang dipublikasikan salah satu media elektronik nasional. Konon, acara yang di-arrange oleh para sosialita itu cuma palsu saja dengan memanfaatkan nama seorang bocah dengan penyakit berat yang tak memiliki uang untuk berobat. Kenyataannya, bocah tersebut tidak mendapatkan sepeser pun dana hasil charity. Prihatin rasanya. Padahal kalau dijalankan dengan benar dan tulus, event charity bisa menjadi suatu cara cepat mengumpulkan dana bagi mereka yang membutuhkan.

Dan mungkin masih banyak lagi yang memanfaatkan "kebaikan" untuk hal demikian. Kebanggaan diri, profit, kepentingan pribadi, kepentingan politis.

See? "Kebaikan" itu adalah suatu hal yang sangat sensitif sebenarnya.

Semua manusia pasti pada dasarnya ingin melakukan hal-hal yang baik. Ingin membuat orang lain senang, ingin bermanfaat untuk lingkungan sekitar, ingin menuruti perintah-perintah kebaikan yang diatur agamanya. Tapi sekali lagi, hati manusia memang rawan godaan. Dari rasa ingin menyombongkan diri hingga rasa ingin mengambil keuntungan atas nama "kebaikan". Mungkin lebih baik kita bungkam saja daripada akhirnya malah membelokan ketulusan kita. Entahlah. Cuma kita dan Pencipta kita yang tahu isi hati kita yang sesungguhnya sih. Dan sebenernya ga boleh juga berprasangka buruk dan menjudge ketulusan orang lain.

Sabtu, 19 November 2011

Super Show 4

*yang ga doyan K-Pop ga usah baca nanti eneg sendiri :p*

It's been almost a year and half I become a K-Pop fan. And almost a year since I attended my first and last K-Pop concert "Super Show 3" in Singapore. Dulu niatnya abis nonton Super Show 3 gw mau tobat, ngga se-'fangirly' itu lagi tapi apa daya hingga detik ini gw masih sesuka itu aja sama Super Junior. Abis gimana ya, di tengah rutinitas kantor yang kadang sangat membosankan, this Suju (and other K-Pop artists) thingy is really entertaining. Pokoknya bisa banget bikin cengar-cengir dan ketawa sendirian di depan komputer #kayakoranggila.

When I write this post, Super Junior is currently performing on Super Show 4 in Seoul. Dan gw cuma bisa 'nontonin' via timeline twitter gw. Cuma bisa sirik sama yang bisa nonton langsung di sana. Cuma bisa squealing over their recent pictures. Kyaaa kyaaa... gw langsung teringat kenangan nonton Super Show 3 lalu di mana gw berasa lagi di harem mwahaha. Ganteng-ganteng banget, seru banget, menarik banget. Aaaaaa... asli pengen nonton dan norak-norakan lagi. Apalagi kayaknya Super Show 4 ini lebih seru dari Super Show 3. Kyuhyun~ Hyukjae~ Donghae~ Sungmin~ Siwon~ Yesung~ Leeteuk~ Ryeowook~ Shindong~ I desperately want to meet you all again.

Oh I wish I have a jet on my backyard.

Tapi sekarang gw cuma bisa ngais-ngais ngumpulin duit buat nonton tour Super Show 4 di Asia Tenggara :')

Selasa, 08 November 2011

Interest

I always have a thing for culture. I mean, I really love watching culture programs on TV--NGC and BBC have lots of good programs. It always makes me wonder how is it to stay in a place that's completely different with my current residence. To observe people with different body features, language, mindset and also to adapt with foreign environment and customs.
Well, actually it doesn't mean we have to go abroad because fortunately Indonesia is heterogeneous country. Just cross the border line then you will instantly recognize the peculiarity by hearing their accent (for example, if you ride a train from Bandung to Jogja, you will find out that Sundanese and Javanese merchants spell "mizone" differently).
But we all know that human being is basically divided into groups of distinct physical and personal characteristics and they exclusively settle in different parts of Earth or get mingled with another group to make a new alliance. So never limit your journey inside your country if you want to learn more about diversity. Besides, though Indonesia is indeed a beautiful country, we should not forget that God has created a lot more beautiful spots out there.

So maybe one day I will find a job that's mainly related to culture or people's behaviors, then travel a lot, become a writer, and end up turning into a lecturer. I still don't know yet.

Kamis, 20 Oktober 2011

Kumis Pak Raden

Beberapa bulan belakangan ini, lingkungan sekitar rumah saya kedatangan seorang tamu asing. Seorang pria. Rambutnya gondrong, gimbal tak terawat. Kumisnya tebal, mirip Pak Raden. Ia hanya punya sepasang pakaian; sebuah kaos lengan panjang berwarna oranye yang sudah kusam dan sebuah celana panjang longgar hitam yang sama buluknya. Ia biasa berkeliaran di depan rumah saya, tidurnya pun menghampar di trotoar depan rumah.

Kita biasa mengidentifikasi pria ini sebagai "orang gila". Saya sendiri lebih suka menyebut mereka "orang dengan gangguan mental" karena di dunia ini sudah terlalu banyak orang gila; gila kekuasaan, gila harta. Merekalah yang lebih gila dibanding orang gila beneran.

Orang-orang dengan gangguan mental adalah golongan yang terbuang di dalam struktur masyarakat kita. Ditakuti karena dikhawatirkan dapat tiba-tiba menyerang siapa pun yang berlalu di depan mereka. Dihina-hina, dianggap tak lebih berharga dari binatang. Apalagi tak jarang kita menemukan orang gila dalam kondisi tak berpakaian. Kalau melihat orang gila yang berlalu-lalang telanjang bulat, saya jadi berpikir: mungkin bagian paling mengerikan dari hilangnya akal adalah turut hilangnya rasa malu. Tapi di sisi lain, orang dengan gangguan mental mungkin adalah orang yang paling jujur di muka bumi karena mereka tak lagi memiliki keinginan untuk mempedulikan pandangan orang lain. Beda dengan "orang gila" yang sangat mempedulikan penampilan luar namun busuk di dalam.

Di kota saya, Cilegon, orang dengan gangguan mental datang dan pergi silih-berganti. Saya tidak tahu, apakah mereka yang tiba-tiba menghilang itu dibuang lagi ke tempat lain atau malah mungkin sudah mati. Yang jelas, nampaknya kota ini menjadi tempat pembuangan favorit bagi dinas-dinas sosial kota tetangga. Mengoper masalah dianggap sebuah solusi. Jadilah suatu lingkaran setan, karena dinsos kota ini akan membuang mereka ke tempat lain lagi dan seterusnya. Pada akhirnya, penderita gangguan mental ini tetap terlunta-lunta sendirian di jalan dan tetap membuat risih penduduk sekitar.

Saya jadi teringat sebuah kumpulan cerita yang pernah saya baca. Salah satu artikelnya adalah mengenai pusat kesehatan untuk orang dengan gangguan mental di negara tetangga kita Singapura. Fasilitasnya modern dan memiliki puluhan program perawatan untuk berbagai jenis penyakit mental. Di tempat itu, orang dengan gangguan mental tidak hanya dirawat baik-baik dan disembuhkan, namun juga disiapkan untuk terjun kembali ke masyarakat. Bagi yang tidak mampu, ongkosnya ditanggung asuransi dari pemerintah. Selain itu, mereka juga disokong fasilitas penelitian yang telah melahirkan ratusan jurnal ilmiah sejak tahun 2006. Jadilah sebuah solusi yang mutualis.

Sungguh berbeda dengan nasib penderita gangguan mental di Indonesia yang tak terurus. Bahkan keluarga mereka sendiri pun sudah tak menganggap mereka berharga. Kadang saya bertanya-tanya, bagaimana rasanya jadi mereka? Apakah mereka yang telah hilang akal itu merasakan ini sebagai penderitaan? Apakah hilang akal sama artinya dengan mati rasa? Apakah mereka sudah tidak bisa merasa sedih dan takut? Kalau mereka tahu bagaimana penderita gangguan jiwa di Singapura begitu dilindungi oleh pemerintah, akankah mereka merasa iri?

Atau mungkin karena dianggap telah mati rasa itulah maka pemerintah menganggap tak perlu menaruh belas kasihan pada mereka?

Bagaimanapun, mereka tetaplah manusia meski sudah kurang berakal. Dan pastilah mereka berhak untuk hidup dan diperlakukan dengan layak. Tapi, dengan kondisi mereka yang seperti itu, tentu mereka tak dapat memperjuangkan hak mereka sendiri. Lantas, siapa yang mau membela hak mereka?

Inilah bedanya hidup di negara susah yang banyak penduduknya. Jika nyawa saja kelihatan begitu murah di sini, sangsi rasanya penderita gangguan jiwa ini akan mendapatkan fasilitas yang sama baiknya dengan fasilitas negara tetangga. Ah, nilai seorang manusia bisa berbeda hanya karena terpisahkan batas negara ya...

Dengan tulisan ini, saya tahu kalau saya hanya merupakan bagian dari lingkaran setan. Hanya mengungkapkan masalah, tapi tak kuasa memberi jawaban atas permasalahan. Yang bisa saya lakukan paling hanya sesekali memberi makan pada penderita gangguan mental di depan rumah saya itu. Walau agak menakutkan dengan kumis Pak Raden-nya itu, dia tetap berhak menikmati makanan yang bersih dan layak bukan?

Jumat, 07 Oktober 2011

an insignificant post about researcher

Technique-driven statistical analysis can be like the blind men
sent by the king to examine an elephant. The man who feels the leg
says an elephant is like a pillar, the one who feels the tails says
it is like a rope, the one who feels the tusk says it is like a
pipe. It is left to the king to integrate the accounts, which he
does masterfully (Peter Bruce from statistics.com)


It's been lingering on my mind a thought about how researcher--or anyone involved in science matter--can be such a romantic person. Instead of being rigid serious-looking people, they are actually poets clad in white laboratorium coat. Rather than pouring their inspiration to parchment, they choose to express their melodious mind by revealing the mystery of our mother earth--or anything that had them curious.

Scientist or researcher is a profession filled with love, passion, curiousity, and it grants you with satisfaction once you acknowledge another secrets of universe--that may ease people's life or make them know how to differentiate between right and wrong.

Well, I'm definitely not a scientist but that's how I perceive their works.

I wonder how biologists could see a poisonous toad as an exotic creature.
And how those philologists scrutinize ancient literature. Is it like the most beautiful painting their eyes have ever seen?
Archeologists with their old ruins. Probably like pirates with their hidden treasure.
Or Peter Bruce with his technique-driven statistical analysis--like King, blind men, and the elephant.

Romantic, aren't they?

Unfortunately, in Indonesia, people will respect you higher if you were doctor or working in eminent company.
Scientists are kinda rare here. I never have friends of same age whose permanent job are related to scientific or social research, except they have plan to be lecturer in future. Or is it always like that? A scientist is equal to lecturer?

And yeah, it's been known that most of our devoted scientists are now living abroad, doing research with greater facilities. People get angry with our super governments.

So what?

Aside from Indonesian Governments' micro-budget for research and development, it is also our environment that wants us to live a daily 8-to-5 (or more) life. Money is revolved around those jobs. Be a good child and have the share of cash. That's simply the rule to happiness (in other words, stable life). So, hey angry people, do you really want your children to be a scientist or researcher? Do you really allow your children to take major in physics, sociology, or geography and let them work in those fields? Well... you know, Banks accept mostly any major :)

In my personal opinion, I think it's really fine for scientists to live abroad and become more useful there. What's so wrong if ones invent something in Indonesia or in other countries as long as it aims for the virtues of whole society? Don't prevent them doing so.


Oh, damn you the creator of borderlines, you make things more difficult (who the hell are you anyway? oh wait, I think it's us)

Kamis, 29 September 2011

a cup of hot chocolate

Just found a new habit: drinking hot chocolate

i find it sweet, a soft sweet liquid warms my throat
pour down slowly into my heart
cast a magic
loosen up

don't worry, everything will be just fine

Good night ^^


Selasa, 27 September 2011

Life

Life is something that I cannot fully understand.

Something that is even more difficult than the most complicated modern physic and math equations which sent people to the moon. And probably more intricate than the riddle of black hole and the enigma of Atlantis.

But weirdly, the stage of life always follows the same exact pattern. Just like one plus one is two and blue plus yellow is green.
Life is such a complicated matter in a chronological way. It's.... peculiar.

Mothers give birth, babies turn into toddler, toddlers then grow into teenagers, and finally when you reach certain age, government will claim you as their major citizen. You will work, pay the tax, and hope your governments will be wise enough not to use it for wars. If you're lucky (or not so lucky), you probably will live until 70 or more. If not, well, death is another mysterious part of that complicated circle.

Life is always about growing, socializing with others, earning money to fill primary and non-primary needs, reaching something, falling in love, having family, getting older and wrinkled, then probably die in accident or acute disease.
Life is both being an angel or an evil.
Sometimes you just have this particular need of helping others and seeing them happy. Yes, being needed by others is somehow make you satisfied. When you sincerely please others and make them show their genuine smile, you will feel glad as well. Oddly true.
But then there is also moment in which you want to strangle your lover you for being so annoying. Sometimes, you have this urge to talk behind your best friends' back. You want to say rude words to people you don't like. There's always a hidden spot for hatred in your heart.


.. oh yeah, that's just life...

Minggu, 25 September 2011

A Promise

Jadi, setelah gw sempet galau-galau karena berbagai hambatan yang terjadi, akhirnya kemarin gw berhasil juga membooking tiket pesawat Airasia PP ke Korea Selatan per tanggal 26 September-02 Oktober 2012 (ya, tepat tahun depan). Horee!! :D

Berhubung lagi promo, gw dapet tiket pergi yang 999 ribu dan tiket pulang 1,308 juta (kalo booking-nya dari tanggal 23 Sept harusnya bisa dapet 999 ribu untuk pulangnya juga tuh). Ditambah bagasi, makan, dll jatohnya kena 3.3 juta. Ini jauh lebih hemat dibanding Garuda yang 7 juta PP. Ya, ga ngarep fasilitas yang oke sih, yang penting nyampe dengan selamat aja di Incheon nanti. Toh ini konsep travelingnya juga "kere tapi senang" kok :))

Oh iya, waktu itu gw booking pagi-pagi dan beberapa jam kemudian saat Dhea (partner traveling gw) booking tiket, harganya jadi 1,308 juta untuk tiket pulang dan pergi. Cepet banget berubahnya deh.

And yeah, I feel so excited right now.

Sebenarnya, traveling bareng ini udah direncanain dari jaman gw dan Dhea masih kuliah. Rencana awalnya sih kita pengen pergi ke Jepang ngeliat sakura dan ketemu kakak kelas yang kerja di sana (alasan terakhir ini alasan gw doang sih :p). Tapi, setelah gw terjangkit virus Hallyu alias Korean wave, gw akhirnya membelokkan sedikit tujuan kita. Hmm, dari Jepang ke Korea ga jauh-jauh amat kan ya? *excuse*

Untungnya Dhea cukup mengerti gw dan setuju untuk berubah haluan meski dia bukan korban virus Korea. Makasih ya dhe :p

Setelah itu, munculah iklan Airasia big sale dan dengan impulsifnya, kita memutuskan untuk membeli tiket dari sekarang karena mumpung banget lagi promo. Memang, kalo urusan jalan-jalan itu rumusnya bisa terlaksana kalo dadakan.

Dan ini beberapa hal yang (sementara ini) ingin gw lakukan di negeri ginseng itu:

- City tour di Seoul
- Belanja pernak-pernik dan baju-baju lucu
- Pura-pura nanya jalan sama cowok Korea ganteng (ga peduli oplasan atau ngga)
- Belanja produk-produk skincare yang packagingnya lucu
- Nyobain berbagai makanan khas Korea (but no, I won't eat live octopus)
- Menyusuri Hangang river
- Duduk-duduk di cafe dengan desain interior yang lucu
- Karena males trekking, gw pengen naik cable car ke Mount Seorak (and hopefully, the leaves will be red at that time)
- Liat rumah tradisional Korea di Hanok village
- Ke patung-entah-siapa yang sering muncul di iklan pariwisata Korea
- Ini agak labil, tapi kalau pas gw ke sana ada konser artis Korea, gw mau nonton :">

Yang jelas, gw memprioritaskan jalan-jalan ke tempat yang unik yang ngga ada di Indonesia. Gw ga berencana ke pantai di sana karena kayaknya sih udah jelas pantai di Indonesia pasti lebih keren daripada pantai Korea >:)

Akhir kata, saat ini gw cuma bisa bener-bener berdoa semoga segala sesuatunya lancar sampai hari-H yang masih setahun ke depan itu. Semoga segala urusan kerjaan, perizinan, uang (nabung, nabung, nabung!), visa, kesehatan, dan tetek bengek lainnya dipermudah oleh Allah SWT yaa~ AMIN!

Yang baca post ini juga jangan lupa doain gw dan Dhea, okay?? ^o^

Sabtu, 24 September 2011

Men are Silly

I discover this fact from my close man friend, in a beautiful rainy day 2 years ago. Well, I cannor recall the whole situation but maybe it went like this:

me: let’s take a walk around campus. it’s beautiful (preparing an umbrella)

him: no way. man doesn’t use umbrella.


He was a villainous man so I thought it was just his excuse to avoid me (He’s evil like that; what kind of man that told his girlfriend that she was just “nothing to lose” for him? After all, she was no different with an erasable scratch on his final exam paper)


But no, he was surprisingly being honest to me. Men don’t use umbrella. Approved by those self-proclaimed gentle men all over the world (at least in my circle of friends)


For them, using umbrella means:

- Gay (possibly the bottom ones)

- Drag Queen

- Weak


It’s way better sprawling on their bed with thermometer tucked between their lips after dampening their manly body under the rain than safely dry-walking under an umbrella alone. Not to mention about the cost they have to spend—at least IDR 5,000 for paracetamol. And if they opt to wait the rain to stop, they will waste their precious time. Time is money. So either way, they will dissipate their fortune.


Now I doubt that scientific research saying that men are rational. Yes, it’s reasonable that they will choose their game online session over a quality time with their girlfriends. Games are more interesting than quarrelsome women, it’s true. But for this umbrella case, I don’t think men are that rational. Man always want to look cool, by hook or by crook.


Come to think about it, that should be the same reason why they love cigarettes. Being cool is just so addictive. And sometimes, silly.


And woman, we’re still that irrational to always fall for men (not valid for lesbians)


*again, a repost from my tumblr*

Destination

Apakah kamu pernah membayangkan bagaimana kamu di masa mendatang?

Katakanlah, 10 tahun lagi. Apakah kamu sudah merencanakan apa yang ingin kamu capai dalam rentang satu dasawarsa itu?

Waktu saya masih duduk di bangku kuliah, seorang kakak mentor di kampus pernah bertanya. Apa rencana saya? Dan saya katakan dengan setengah serius, setengah bercanda: “tidak ada rencana khusus, saya hidup seperti air yang mengalir”.

Beberapa hari kemudian, kakak itu menemui saya lagi dan berkata: “Air mengalir dari hulu ke hilir, dari tempat tinggi ke tempat yang rendah. Kamu mau hidup kamu terus turun ke tingkat yang lebih rendah?” Lalu saya terdiam. Menurut saya, semua itu hanya masalah sudut pandang saja. Filosofi. Apa salahnya menjadi air? Jika ia tak bersifat mengalir ke bawah, maka manusia di dataran rendah akan kehausan, dehidrasi, lalu mati. Ya kan?

Saya tak pernah memiliki rencana pasti, tak pernah menyusun langkah-langkah yang harus saya ambil di masa kini, masa menengah, hingga jauh ke depan sana. Saya hidup mengalir, mengikuti arus. Aliran itu kadang lambat, kadang deras. Kadang jernih, kadang keruh. Dan kadang saya harus mengambil pilihan ketika jalur hidup bercabang. Seperti itulah hidup saya. Menerima saja apa yang ada saat itu. Bahagia untuk hal yang menyenangkan, bersedih atau marah jika kenyataan tak sesuai harapan. Tidak ada tujuan khusus.

Hingga detik ini, saya tak tahu apakah cara seperti ini merupakan cara yang paling baik untuk hidup saya. Tapi kebetulan, saya memiliki beberapa teman yang memilih jalan hidup penuh perencanaan. Dan kebetulan lagi, mereka meniti tujuan yang sama, yaitu menjadi entrepreneur sukses (mereka sedang mendaki jalan menuju ke arah sana, tapi saya yakin mereka akan sukses. Amin)

Bukan hanya sekedar mengejar harta, point penting yang membuat saya kagum adalah keinginan mereka untuk berbagi dengan sesama. Logikanya, jika mereka bisa mendapatkan harta lebih maka semakin banyak pula yang bisa mereka sedekahkan untuk orang-orang yang membutuhkan. Mereka tidak melupakan urusan akhirat saat mengejar dunia. Dan bukankah seharusnya begitulah hidup yang ideal? Sukses di dunia, sukses di akhirat.

Saya iri pada mereka. Pada semangat mereka. Pada filosofi hidup mereka. Saya tahu bukannya jalan mereka selalu mulus. Malah mungkin jalur mereka lebih berliku-liku dan penuh hambatan dibandingkan kehidupan kantoran yang saya jalani saat ini. Mungkin ada juga yang memandang sebelah mata usaha mereka. Tapi saya melihat mereka adalah orang-orang yang sangat “hidup” meskipun mereka harus membanting tulang lebih dari orang lain.

Dan bukan, ini bukannya saya lantas ingin meniru mereka menjadi entrepreneur (keinginan itu selalu ada.. begini-begini juga dulu saya berkuliah di sekolah bisnis). Dan bukan juga saya mengatakan bahwa menjadi entrepreneur itu lebih baik. Tidak. Intinya saya merasa… apakah jika saya benar-benar tahu apa yang saya inginkan di masa mendatang, hidup saya akan lebih baik? Apakah saya akan menjadi lebih puas dengan kehidupan saya?

Mungkin kalau sekarang saya belum bisa menentukan persis detail tujuan hidup saya di masa mendatang. Tapi, jika saya boleh menuliskan gambaran besar kehidupan macam apa yang saya inginkan, mungkin akan menjadi satu kata ini:

“BERMANFAAT”


(Tulisan ini pernah saya post di tumblr, tapi karena saya kangen blogspot, saya memutuskan untuk memindahkannya ke sini)

Sabtu, 21 Mei 2011

saturday

this afternoon I went to a supermarket and drowned myself into those toiletries and home appliance racks. well, i only brought 50k inside my pocket so basically I just wanted to walk and spend the time there—and planned the stuffs I want to buy in the future (yeah, this should be done by all the single ladies on Saturday’s night)

first, i checked some skin and hair care products. i was tempted to buy a hair dye but my mom will definitely choke me to death if my hair turns red. so i eliminated this hair-thingy out of my head and looked for other products: moisturizer, body lotion, sun blocks, facial wash, etc. lots of new products anyway (or maybe I had just realized it because I rarely watch commercials on TV).

and of course there were also lots of cute things an home section. I found a chef-shaped timer, cute jars, flowery apron, unique spice containers, colorful waste bin, etc. even the kitchen appliances had more tantalizing look nowadays (I imagined my mother will look catchy while cooking something super delicious)

Honestly, it really motivated me to get married (someday) and decorate my own house… with wood materials, pastel tones, and beautiful stuffs *blush*

I must make a dreamy face back then.

eventually, i was back home with mustika ratu’s body butter. It has the scent of coffee and it’s kinda addictive since I couldn’t stop sniffing on my own skins—maybe few hours later I will lick it since it smells like jam and I’m hungry now.

Rabu, 18 Mei 2011

New Tumblr!

Check (and probably follow? :p) my new tumblr, click here ! (I'm so in the mood for something new)

Minggu, 15 Mei 2011

Scale

Dulu, jaman gw masih kuliah, gw termasuk orang yang takabur.

Gw makan sebanyak apapun--sampai-sampai dijadikan tong sampah oleh temen-temen gw--tapi berat badan gw ga pernah bertambah secara signifikan. Paling naik sekilo-dua kilo abis itu stres kuliah dan berat pun kembali normal. Pokoknya ngga ada itu lemak menggelambir di perut dan pinggang. Pipi pun tak menggembung. Semua rata (ini bisa dibanggain ngga?).

Ah, tiada yang lebih indah selain bisa makan sebanyak apapun dan tetap langsing.

Karena merasa ga akan pernah gendut, gw jadi suka ngeledekin temen-temen gw yang bersusah payah diet untuk menguruskan badan. Ah, maaf teman-teman.

Sekarang....

Baru gw tau, karma itu ada.

Hiks :'(

Selasa, 10 Mei 2011

the boys are coming~ (hanya untuk fangirl labil)

Ngga kerasa udah hampir setahun saya teracuni sama virus Korea. Oke, terutama virus Super Junior--dan sedikit Shinee, SNSD, F(x), 2PM, dan lain-lain. Ini pertamakalinya gw secara terus-menerus menyukai, mendengarkan lagu, mengikuti variety show, and doing another fangirling activities terhadap artis yang sama. Hwahaha. Ini ibaratnya kayak temen-temen gw yang jaman SD-SMP memuja Westlife, Meteor Garden, dan Gabriella Spanic tapi bedanya sekarang umur gw 22 tahun bung!

Kalo kata Hasya (my fellow kpop fan), "lakukan aja apa yang lo suka dan bikin seneng, ga usah peduli pandangan orang". Dan begitulah. Gw emang suka banget sama Super Junior dan mereka sangat menghibur gw... pantaslah gw bertahan ampe setahun gini. Dasar gw setia. Dan memang terlalu tampan itu dosa~ (sumpah ini kalimat labil abis)

Dan bulan depan nih, abang-abang Super Junior ini akan datang ke Indonesia. Wihiiii. Impian para fangirl Indonesia akhirnya terwujudkan! Emang bentuknya bukan super show sih. Ini tipenya kayak festival musik Korea gitu yang artisnya ada banyak--yang juga berarti mereka nyanyinya paling cuma beberapa lagu aja (sukur-sukur ga di-lipsync). Dan tiketnya mahal bok! Buat yang duduknya di pojok-pojok ujung dunia (yang Suju-nya paling cuma keliatan segede french fries) aja bayarnya 550 ribu. Dan setelah itu naik jadi sejuta setengah, dua juta, lalala. Penjahat emang. Padahal ini kan bukan super show yang harus pake panggung dan efek-efek mahal. Why so expensive??

Dan bayangin aja, SMTown di Prancis (dimana ada Suju, SNSD, Shinee, TVXQ, dll) tiket paling mahalnya cuma sejuta setengah bok. Belom lagi di Indonesia ada resiko jadi ayam penyet karena fangirl di sini emang keliatannya salah satu yang paling brutal (mengaca pada kejadian pas Shinee tampil di sini). Teuing deh ini tiketnya sekarang udah abis atau belom (kayaknya tiket-tiket VIP-nya belom abis deh... please, semoga ada undian gratisnya)

Pengen nonton sih pengen... apalagi mereka tampilnya sehari setelah ulangtahun gw (labil). Tapi apa daya, gw masih sayang kantong bung. Apalagi sekarang untuk urusan uang, gw sudah terputus dari belas kasihan orangtua.

Mending gw nabung aja deh buat Super Show 4 tahun depan. Biar gw bisa nabung dulu dan tentu saja biar lebih puas nonton dari deket kayak Super Show 3 kemarin. Gyaa gyaa.


Selamat Pagi

Ternyata sudah cukup lama juga saya tidak menulis. Yah, banyak yang sudah terjadi dan tiba-tiba saya menjadi terlalu sibuk untuk menyisihkan waktu dan meng-update blog ini (well, ga sesibuk itu sih tapi tetap lebih sibuk dari beberapa bulan yang lalu.. my mind is currently too occupied with working stuffs and keeping 8-hour sleep).

Kabar saya?

Kalau bisa bersyukur, semua akan terasa membahagiakan. Dan saat melihat orang lain bahagia atas apa yang kita lakukan, wah, itu lebih terasa membahagiakan lagi.

Saat ini saya merasa bahagia meski yang terjadi pada diri saya adalah sesuatu yang tidak sesuai rencana saya. Well, memang hanya Tuhan yang paling tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya.

Dan saya cuma bisa mengucap "Alhamdulillah".

Rabu, 23 Maret 2011

fall in love, then it ends -sakura drops-

Sakura Drops (English translation)

by Utada Hikaru

Fall in love, then it ends

I swear: This will be my last heartbreak
Even the cherry blossom trees shaking in the wind,
will bloom one day soon.

The sudden summer rain,
passed by my tears in a quiet stream
A scene so like one from my memories
A summer re-run of a fall drama.

Why do I keep getting done in by the same punch,
and yet still continue to fight?
That's one of life's little mysteries.

Fall in love, give it my everything
I hope: This will be my last heartbreak
Even the cherry blossom trees shaking through the seasons,
will bloom one day soon.

Through the cycling seasons,
my shoes will wear thin.
take it easy,
put the past away someplace else.
I don't think it's so far from here,
this place I've never seen.

get over the endless pain in my heart
I want to be closer to you.
Once around is the beginning again.
always feeling about blindly for the blue sky

Fall in love, then it ends
I swear: Today will be my first good day.
Even the cherry blossom trees shaking in the wind,*
are slowly reaching out a hand to you.

I love you so much, so very much I can't do anything about it.
But this has nothing to do with that.

Kamis, 10 Maret 2011

If You Leave

If You Leave
Musiq Soulchild feat. Mary J. Blige

You think I'm so full of it, full of it
I think I'm just fed up, baby
You think I can be so arrogant, arrogant
But I'm just tryna keep my head up, baby
You think I procrastinate baby
But I think I'm takin' my time
You think you need to leave but,
I think I disagree

But if you believe
You'll do best without me
I'll let it go girl
It's over
But before we say goodbye
Let's give it a try
If you leave
Then baby I'll leave
I'll let it go girl
It's over
But I have no doubt
We can work this out, yeah

Yeah,
I think you're so full of it, full of it
You just don't know when to let up, baby
I think you're so arrogant, arrogant
That you think you're so much better, baby
Then I think it ain't healty for me to judge you by flaws
And that's why I
Know I could critisise
But I put that aside
To focus on you and I

But if you believe
You'll do best without me
I'll let it go boy
It's over
But before we say goodbye
Let's give it a try
If you leave
Then baby I'll leave

I'll let it go boy
It's over
But I have no doubt
We can work this out, yeah

Now if you wanna go
Baby, then I'll let you go
And even though I'm tryna hold on
I can't if you don't

Ooh
Now if you leave me
You're gonna miss me
And I'm not sayin' that I'll be here waitin'

Since we here right now
Instead of just walking out
Let's work to reach the point i know that we could be

But if you believe
You'll do best without me
Ill let you go
Its over
But before we say goodbye
Let's give it a try
If you leave
Then baby I'll leave
I'll Let it go
It's over
But I have no doubt
We can work this out

If you believe
You'll do best without me
Ill let it go girl, its over
Before we say goodbye
Let's give it a try
If you leave, then baby I'll leave..


Liriknya emang tentang putus cinta tapi tiap denger lagu ini, yang gw bayangkan adalah video di atas dan betapa ternyata seorang cowok bisa keliatan super seksi. Soalnya, selama ini gw ga pernah ngerasa cowok itu makhluk yang bisa seksi. Gw ga pernah peduli cowok punya one pack, three packs, apa six packs. Yang penting ga kurus banget dan ga gendut juga. Geli malah liat otot-otot... gimanaaa gitu. Makanya dulu suka heran kenapa cowok-cowok kayaknya pengen banget gitu ngebentuk badan sampe fitness-fitness segala.

Tapi sejak menonton suatu konser 'jahanam' dua bulan lalu, gw jadi sadar. Oh, mungkin otot adalah semacam "feromon" buat pria. Supaya bisa meng-attract para wanita di luar sana. Bener lho, beberapa cewek lebih milih cowok berbadan bagus ketimbang tampang oke (hmm, ini kata temen gw jadi anggap saja otentik). Dan dari video di atas, bisa didengar teriakan-teriakan liar para wanita (estimasi usia: 12-30 tahun dan jumlahnya sekitar lebih dari 5000 orang). Yang berarti cewek (diam-diam atau secara berkerumun) menyukai cowok seksi.

Gw merasa telat puber karena baru menyadarinya, dan mengakuinya. Haha.
Ah tapi buat gw tetep tampang dulu, baru badan. Kalo badan bagus mah, banyak tuh kuli-kuli di luar sana.


Dan sejujurnya gw merasa seperti cewek mesum karena menulis tentang otot pria. *sok polos*

Senin, 07 Maret 2011

Mirror

Hai. Jadi besok gw akan menghadapi salah satu hari penentuan hidup gw. Dan untuk menyambutnya, mari sedikit menyampah dengan Kpop.



Super Junior KRY (KRY singkatan dari Kyuhyun-Ryeowook-Yesung) adalah subgrup dari Super Junior, boyband Korea favorit gw yang ampe gw bela-belain nonton di negara tetangga saking penasarannya. Yups. Betapa gw adalah orang yang ber-determinasi tinggi kalo udah suka dan penasaran. Dipastikan gw jadi istri yang setia saat sudah menikah nanti (skip bagian ini)

Subgrup ini terdiri dari 3 main vocal Suju, yang berarti untuk kualitas suara mudah-mudahan ga usah dipertanyakan. Dan lagu-lagu yang mereka bawakan kebanyakan adalah lagu slow ballad. Yoi. Lagu mendayu-dayu yang mamerin suara dan teknik vokal penyanyinya. Apalagi KRY kalo konser biasanya pake live music, ga pake lipsync-lipsync-an segala jadi lebih kerasa "getaran" dan "emosi"nya. Wihii.. berasa pengamat musik aja gw.

Terus kemarin gw ngebuka folder unduhan gw yang kebanyakan isinya Korea-Korea-an dan menemukan video-video konser KRY di Jepang yang sebelumnya cuma pernah sekilas gw tonton (biasanya gw cuma muter solo-nya Kyuhyun aja). Tapi karena kemarin lagi bosen, gw tontonin satu-satu lagunya deh (biasa, pengangguran kan banyak waktu).

..................

..................

(nyokap lewat dan ngomong 'ih senyum-senyum sendiri di depan laptop')


(blush) (blush)

...............

setelah itu gw membuat konklusi bahwa gw musti banget nonton konser KRY kalo mereka dateng ke Indonesia (gosip: Desember mau ke Jakarta katanya).


The End

NB:

please. gw. pengen. denger. lagu. sorry sorry answer. dinyanyiin. live. di depan. mata. gw

yeah, avid fangirl

Jumat, 04 Maret 2011

Tresno

Beberapa tahun yang lalu, saya hanyalah seorang anak SMA galau yang terkadang mencurahkan isi hatinya di billboard friendster. Iya, biar semua orang tahu apa yang saya rasakan. Saya jatuh cinta. Saya patah hati. Lalu saya memaki-maki. Ah. Saat jatuh cinta dan saat patah hati, rasanya tak cukup hanya berdialog dengan diri sendiri.

Beberapa tahun yang lalu, tiap melewati seksi buku psikologi di toko buku, biasanya saya akan tertarik untuk sejenak berhenti. Menengok halaman belakang buku-buku dengan cover warna-warna cerah. Tentang cinta. Tentang wanita dari Venus dan pria dari Mars. Berharap untuk lebih memahami. Wah. Remaja.

Beberapa tahun lalu, saya pernah jatuh hati. Dan rasanya saya ingin menyenangkan orang yang saya sukai. Tapi saya mengharapkan imbalan: perhatian lebih. Ah. Apakah yang namanya ketulusan menyukai tanpa mengharapkan balasan itu benar-benar ada dalam sebuah hubungan?

Namun, pada akhirnya saya gagal. Seperti dua garis yang sejajar. Tampak beriringan tapi tak pernah bertemu. Saya jatuh. Saya skeptis. Seperti kertas yang diremas. Kertas yang tak akan menjadi mulus lagi.

Oh, pada akhirnya saya berhasil bangkit kembali. Pada akhirnya, kertas yang kusut itu saya buang. Saya ganti kertas baru. Putih. Tapi terkadang membosankan. Rasanya tidak ada minat untuk cepat-cepat melepas masa kesendirian. Hey, tahun ini saya dua puluh dua. Saya sudah mendapat gelar akademik. Pembicaraan tentang pernikahan bukan lagi angan-angan masa remaja. Harusnya saya mulai mewarnai kertas putih itu lagi.

Tapi rasanya saya tidak siap. Saya belum cukup baik. Lucu, karena keinginan untuk berpasangan lebih menggebu ketika saya belum berusia kepala dua.

Dan beberapa minggu lalu saya bertemu dengan seseorang di ruang tunggu. Berkacamata. Tinggi. Berkulit agak gelap. Sekali lagi, berkacamata. Ketika saya berbicara dengannya, saya merasa seperti sedang berhadapan dengan sahabat lama. Ia ramah. Senyumnya tulus. Ternyata dulu saya sekampus dengannya, hanya satu ruas jalan memisahkan fakultas kami. Tanpa sadar saya membuka permasalahan saya padanya. Ia mendengarkan. Lalu ia membagi pikirannya dengan saya. Caranya santun. Tidak angkuh. Tidak menghakimi. Tidak tahu mengapa saya jadi begitu terbuka padanya. Bahkan belum ada satu jam berlalu sejak awal pembicaraan. Namun rasanya saya begitu nyaman dengan keberadaannya.


Tidak, tentu saja saya tidak jatuh hati pada orang yang baru saya kenal.

Namun bertemu dengannya membuat saya berdoa diam-diam dalam hati saya:

"Ya Allah, aku ingin hidup dengan pria yang membuat saya nyaman seperti ini. Pria yang dapat membuka hati saya. Yang mau mendengarkan keluh-kesah saya. Yang membuat saya yang keras kepala ini dengan tulus mendengarkan. Seseorang yang ramah dan tak menunjukan keangkuhan, meski dia memiliki kemampuan dan kesempatan untuk bersikap seperti itu"



.... dan tentu saja baik agamanya. Juga setia. Dua kriteria yang tidak bisa hanya dikenali dalam beberapa jam pertemuan. Permintaan khusus: berkacamata. Ehem.

AMIN.



Selasa, 01 Maret 2011

Traveling on TV

Kadang-kadang, saya suka kesel sendiri deh kalo ngeliat program jalan-jalan di TV nasional. Misalnya tadi saya nonton acara semacam itu di sebuah stasiun televisi swasta yang dipandu seorang bule. Oke, sefasih-fasihnya bule ngomong bahasa Indonesia ya tetep gimana sih jatuhnya? Aksen dan tone-nya ngga pas. Awkward. Oke, mungkin maksudnya pake host bule biar keliatan "nih, bule aja bisa meng-apresiasi objek-objek wisata di Indonesia, masa lo orang Indonesia ga terpacu juga sih??".

Tapi... daripada menarik penonton dengan memakai bule, kenapa ga konten-nya aja yang dibuat semenarik mungkin? Soalnya jujur, dari beberapa acara jalan-jalan semacam itu, hampir semua konten-nya ngga cukup bikin orang lain tertarik (at least gw ga tertarik).

Pertama, kualitas kamera dan cameraman-nya. Gw ga ngerti sih istilah pembuatan film lalala, tapi gw selalu merasa gambar yang muncul sering terlalu pucat dan ngga jernih. Ibaratnya kayak hasil gambar kamera pocket abal-abal deh, bukan yang kualitas mulus kayak pake DSLR. Udah gitu, kadang kalo lagi nge-zoom suka kasar banget pula (udah kasar, ngga di-edit lagi sebelum tayang). Pemilihan angle-nya juga suka asal sorot aja. Ga terlalu mentingin unsur estetika. Lah padahal kalo acara jalan-jalan, apa sih menu utamanya? Pemandangan di tempat tersebut kan?

Kedua, si host-nya terlalu banyak bercanda dan ngga keliatan intelek! Dan bercandanya kata gw terlalu "script" banget. Malah terkadang host-nya terlalu sengaja membodoh-bodohi diri mereka sendiri di depan layar. Aduh, gw mau dapet informasi bermutu dari objek-objek tersebut, bukannya nontonin lawak yang sama sekali ga lucu -_- Ujung-ujungnya, acara tersebut kekurangan informasi yang menarik (plus kurang interaksi dengan masyarakat lokal). Jadinya, acara tersebut cuma kayak acara show off doang. Sayang kan, udah mahal-mahal dikirim ke mana-mana (kadang ke luar negeri) kalo cuma buat gitu doang.

Kenapa sih ga dibuat yang semenarik program di National Geographic, BBC Knowledge, atau TLC? Di mana host-nya terlihat intelek namun bersahabat sekaligus dapat membaur dengan masyarakat lokal. Mereka juga selalu dengan cukup memberikan latar belakang historis dan informasi-informasi menarik lainnya. Kalau pun ada bercanda-bercanda, jatuhnya juga bercanda natural. Mana hasil gambarnya bening banget pula. Bener-bener bisa menginspirasi dan mengedukasi penontonnya.

At least, kalo mau bikin program traveling, bikin yang minimal kayak Catatan Harian si Unyil deh. Unik dan informatif. Walau target-nya untuk anak-anak, tapi saya yang udah tante-tante aja merasa tetap terhibur dan teredukasi.



Please, TV Indonesia berhentilah membodohi masyarakat dengan sinetron ngga mutu, infotainment yang sangat tidak penting, klenik, dan lawakan ngga lucu -_-