Rabu, 23 Maret 2011

fall in love, then it ends -sakura drops-

Sakura Drops (English translation)

by Utada Hikaru

Fall in love, then it ends

I swear: This will be my last heartbreak
Even the cherry blossom trees shaking in the wind,
will bloom one day soon.

The sudden summer rain,
passed by my tears in a quiet stream
A scene so like one from my memories
A summer re-run of a fall drama.

Why do I keep getting done in by the same punch,
and yet still continue to fight?
That's one of life's little mysteries.

Fall in love, give it my everything
I hope: This will be my last heartbreak
Even the cherry blossom trees shaking through the seasons,
will bloom one day soon.

Through the cycling seasons,
my shoes will wear thin.
take it easy,
put the past away someplace else.
I don't think it's so far from here,
this place I've never seen.

get over the endless pain in my heart
I want to be closer to you.
Once around is the beginning again.
always feeling about blindly for the blue sky

Fall in love, then it ends
I swear: Today will be my first good day.
Even the cherry blossom trees shaking in the wind,*
are slowly reaching out a hand to you.

I love you so much, so very much I can't do anything about it.
But this has nothing to do with that.

Kamis, 10 Maret 2011

If You Leave

If You Leave
Musiq Soulchild feat. Mary J. Blige

You think I'm so full of it, full of it
I think I'm just fed up, baby
You think I can be so arrogant, arrogant
But I'm just tryna keep my head up, baby
You think I procrastinate baby
But I think I'm takin' my time
You think you need to leave but,
I think I disagree

But if you believe
You'll do best without me
I'll let it go girl
It's over
But before we say goodbye
Let's give it a try
If you leave
Then baby I'll leave
I'll let it go girl
It's over
But I have no doubt
We can work this out, yeah

Yeah,
I think you're so full of it, full of it
You just don't know when to let up, baby
I think you're so arrogant, arrogant
That you think you're so much better, baby
Then I think it ain't healty for me to judge you by flaws
And that's why I
Know I could critisise
But I put that aside
To focus on you and I

But if you believe
You'll do best without me
I'll let it go boy
It's over
But before we say goodbye
Let's give it a try
If you leave
Then baby I'll leave

I'll let it go boy
It's over
But I have no doubt
We can work this out, yeah

Now if you wanna go
Baby, then I'll let you go
And even though I'm tryna hold on
I can't if you don't

Ooh
Now if you leave me
You're gonna miss me
And I'm not sayin' that I'll be here waitin'

Since we here right now
Instead of just walking out
Let's work to reach the point i know that we could be

But if you believe
You'll do best without me
Ill let you go
Its over
But before we say goodbye
Let's give it a try
If you leave
Then baby I'll leave
I'll Let it go
It's over
But I have no doubt
We can work this out

If you believe
You'll do best without me
Ill let it go girl, its over
Before we say goodbye
Let's give it a try
If you leave, then baby I'll leave..


Liriknya emang tentang putus cinta tapi tiap denger lagu ini, yang gw bayangkan adalah video di atas dan betapa ternyata seorang cowok bisa keliatan super seksi. Soalnya, selama ini gw ga pernah ngerasa cowok itu makhluk yang bisa seksi. Gw ga pernah peduli cowok punya one pack, three packs, apa six packs. Yang penting ga kurus banget dan ga gendut juga. Geli malah liat otot-otot... gimanaaa gitu. Makanya dulu suka heran kenapa cowok-cowok kayaknya pengen banget gitu ngebentuk badan sampe fitness-fitness segala.

Tapi sejak menonton suatu konser 'jahanam' dua bulan lalu, gw jadi sadar. Oh, mungkin otot adalah semacam "feromon" buat pria. Supaya bisa meng-attract para wanita di luar sana. Bener lho, beberapa cewek lebih milih cowok berbadan bagus ketimbang tampang oke (hmm, ini kata temen gw jadi anggap saja otentik). Dan dari video di atas, bisa didengar teriakan-teriakan liar para wanita (estimasi usia: 12-30 tahun dan jumlahnya sekitar lebih dari 5000 orang). Yang berarti cewek (diam-diam atau secara berkerumun) menyukai cowok seksi.

Gw merasa telat puber karena baru menyadarinya, dan mengakuinya. Haha.
Ah tapi buat gw tetep tampang dulu, baru badan. Kalo badan bagus mah, banyak tuh kuli-kuli di luar sana.


Dan sejujurnya gw merasa seperti cewek mesum karena menulis tentang otot pria. *sok polos*

Senin, 07 Maret 2011

Mirror

Hai. Jadi besok gw akan menghadapi salah satu hari penentuan hidup gw. Dan untuk menyambutnya, mari sedikit menyampah dengan Kpop.



Super Junior KRY (KRY singkatan dari Kyuhyun-Ryeowook-Yesung) adalah subgrup dari Super Junior, boyband Korea favorit gw yang ampe gw bela-belain nonton di negara tetangga saking penasarannya. Yups. Betapa gw adalah orang yang ber-determinasi tinggi kalo udah suka dan penasaran. Dipastikan gw jadi istri yang setia saat sudah menikah nanti (skip bagian ini)

Subgrup ini terdiri dari 3 main vocal Suju, yang berarti untuk kualitas suara mudah-mudahan ga usah dipertanyakan. Dan lagu-lagu yang mereka bawakan kebanyakan adalah lagu slow ballad. Yoi. Lagu mendayu-dayu yang mamerin suara dan teknik vokal penyanyinya. Apalagi KRY kalo konser biasanya pake live music, ga pake lipsync-lipsync-an segala jadi lebih kerasa "getaran" dan "emosi"nya. Wihii.. berasa pengamat musik aja gw.

Terus kemarin gw ngebuka folder unduhan gw yang kebanyakan isinya Korea-Korea-an dan menemukan video-video konser KRY di Jepang yang sebelumnya cuma pernah sekilas gw tonton (biasanya gw cuma muter solo-nya Kyuhyun aja). Tapi karena kemarin lagi bosen, gw tontonin satu-satu lagunya deh (biasa, pengangguran kan banyak waktu).

..................

..................

(nyokap lewat dan ngomong 'ih senyum-senyum sendiri di depan laptop')


(blush) (blush)

...............

setelah itu gw membuat konklusi bahwa gw musti banget nonton konser KRY kalo mereka dateng ke Indonesia (gosip: Desember mau ke Jakarta katanya).


The End

NB:

please. gw. pengen. denger. lagu. sorry sorry answer. dinyanyiin. live. di depan. mata. gw

yeah, avid fangirl

Jumat, 04 Maret 2011

Tresno

Beberapa tahun yang lalu, saya hanyalah seorang anak SMA galau yang terkadang mencurahkan isi hatinya di billboard friendster. Iya, biar semua orang tahu apa yang saya rasakan. Saya jatuh cinta. Saya patah hati. Lalu saya memaki-maki. Ah. Saat jatuh cinta dan saat patah hati, rasanya tak cukup hanya berdialog dengan diri sendiri.

Beberapa tahun yang lalu, tiap melewati seksi buku psikologi di toko buku, biasanya saya akan tertarik untuk sejenak berhenti. Menengok halaman belakang buku-buku dengan cover warna-warna cerah. Tentang cinta. Tentang wanita dari Venus dan pria dari Mars. Berharap untuk lebih memahami. Wah. Remaja.

Beberapa tahun lalu, saya pernah jatuh hati. Dan rasanya saya ingin menyenangkan orang yang saya sukai. Tapi saya mengharapkan imbalan: perhatian lebih. Ah. Apakah yang namanya ketulusan menyukai tanpa mengharapkan balasan itu benar-benar ada dalam sebuah hubungan?

Namun, pada akhirnya saya gagal. Seperti dua garis yang sejajar. Tampak beriringan tapi tak pernah bertemu. Saya jatuh. Saya skeptis. Seperti kertas yang diremas. Kertas yang tak akan menjadi mulus lagi.

Oh, pada akhirnya saya berhasil bangkit kembali. Pada akhirnya, kertas yang kusut itu saya buang. Saya ganti kertas baru. Putih. Tapi terkadang membosankan. Rasanya tidak ada minat untuk cepat-cepat melepas masa kesendirian. Hey, tahun ini saya dua puluh dua. Saya sudah mendapat gelar akademik. Pembicaraan tentang pernikahan bukan lagi angan-angan masa remaja. Harusnya saya mulai mewarnai kertas putih itu lagi.

Tapi rasanya saya tidak siap. Saya belum cukup baik. Lucu, karena keinginan untuk berpasangan lebih menggebu ketika saya belum berusia kepala dua.

Dan beberapa minggu lalu saya bertemu dengan seseorang di ruang tunggu. Berkacamata. Tinggi. Berkulit agak gelap. Sekali lagi, berkacamata. Ketika saya berbicara dengannya, saya merasa seperti sedang berhadapan dengan sahabat lama. Ia ramah. Senyumnya tulus. Ternyata dulu saya sekampus dengannya, hanya satu ruas jalan memisahkan fakultas kami. Tanpa sadar saya membuka permasalahan saya padanya. Ia mendengarkan. Lalu ia membagi pikirannya dengan saya. Caranya santun. Tidak angkuh. Tidak menghakimi. Tidak tahu mengapa saya jadi begitu terbuka padanya. Bahkan belum ada satu jam berlalu sejak awal pembicaraan. Namun rasanya saya begitu nyaman dengan keberadaannya.


Tidak, tentu saja saya tidak jatuh hati pada orang yang baru saya kenal.

Namun bertemu dengannya membuat saya berdoa diam-diam dalam hati saya:

"Ya Allah, aku ingin hidup dengan pria yang membuat saya nyaman seperti ini. Pria yang dapat membuka hati saya. Yang mau mendengarkan keluh-kesah saya. Yang membuat saya yang keras kepala ini dengan tulus mendengarkan. Seseorang yang ramah dan tak menunjukan keangkuhan, meski dia memiliki kemampuan dan kesempatan untuk bersikap seperti itu"



.... dan tentu saja baik agamanya. Juga setia. Dua kriteria yang tidak bisa hanya dikenali dalam beberapa jam pertemuan. Permintaan khusus: berkacamata. Ehem.

AMIN.



Selasa, 01 Maret 2011

Traveling on TV

Kadang-kadang, saya suka kesel sendiri deh kalo ngeliat program jalan-jalan di TV nasional. Misalnya tadi saya nonton acara semacam itu di sebuah stasiun televisi swasta yang dipandu seorang bule. Oke, sefasih-fasihnya bule ngomong bahasa Indonesia ya tetep gimana sih jatuhnya? Aksen dan tone-nya ngga pas. Awkward. Oke, mungkin maksudnya pake host bule biar keliatan "nih, bule aja bisa meng-apresiasi objek-objek wisata di Indonesia, masa lo orang Indonesia ga terpacu juga sih??".

Tapi... daripada menarik penonton dengan memakai bule, kenapa ga konten-nya aja yang dibuat semenarik mungkin? Soalnya jujur, dari beberapa acara jalan-jalan semacam itu, hampir semua konten-nya ngga cukup bikin orang lain tertarik (at least gw ga tertarik).

Pertama, kualitas kamera dan cameraman-nya. Gw ga ngerti sih istilah pembuatan film lalala, tapi gw selalu merasa gambar yang muncul sering terlalu pucat dan ngga jernih. Ibaratnya kayak hasil gambar kamera pocket abal-abal deh, bukan yang kualitas mulus kayak pake DSLR. Udah gitu, kadang kalo lagi nge-zoom suka kasar banget pula (udah kasar, ngga di-edit lagi sebelum tayang). Pemilihan angle-nya juga suka asal sorot aja. Ga terlalu mentingin unsur estetika. Lah padahal kalo acara jalan-jalan, apa sih menu utamanya? Pemandangan di tempat tersebut kan?

Kedua, si host-nya terlalu banyak bercanda dan ngga keliatan intelek! Dan bercandanya kata gw terlalu "script" banget. Malah terkadang host-nya terlalu sengaja membodoh-bodohi diri mereka sendiri di depan layar. Aduh, gw mau dapet informasi bermutu dari objek-objek tersebut, bukannya nontonin lawak yang sama sekali ga lucu -_- Ujung-ujungnya, acara tersebut kekurangan informasi yang menarik (plus kurang interaksi dengan masyarakat lokal). Jadinya, acara tersebut cuma kayak acara show off doang. Sayang kan, udah mahal-mahal dikirim ke mana-mana (kadang ke luar negeri) kalo cuma buat gitu doang.

Kenapa sih ga dibuat yang semenarik program di National Geographic, BBC Knowledge, atau TLC? Di mana host-nya terlihat intelek namun bersahabat sekaligus dapat membaur dengan masyarakat lokal. Mereka juga selalu dengan cukup memberikan latar belakang historis dan informasi-informasi menarik lainnya. Kalau pun ada bercanda-bercanda, jatuhnya juga bercanda natural. Mana hasil gambarnya bening banget pula. Bener-bener bisa menginspirasi dan mengedukasi penontonnya.

At least, kalo mau bikin program traveling, bikin yang minimal kayak Catatan Harian si Unyil deh. Unik dan informatif. Walau target-nya untuk anak-anak, tapi saya yang udah tante-tante aja merasa tetap terhibur dan teredukasi.



Please, TV Indonesia berhentilah membodohi masyarakat dengan sinetron ngga mutu, infotainment yang sangat tidak penting, klenik, dan lawakan ngga lucu -_-