Minggu, 26 September 2010

so sad.....

saat gw pulang ke kosan malam ini, gw menemukan kamar bimbi dan kara sudah gelap. iya, gw tau hari ini mereka resmi pindah dari kosan dan kembali ke jakarta. gw udah tau kalo sejak hari ini gw akan jadi satu-satunya anak SBM angkatan 2010 di kosan. tapi, ketika gw ngeliat kamar mereka yang kosong... gw baru benar-benar menyadari realita yang bernama "perpisahan".

gw sedih banget bimbi udah ngga ada... yang berarti ga ada lagi pintu yang bisa gw ketok-ketok (bahkan di tengah malam) ketika gw lagi galau atau untuk sekedar nyampah nontonin video Super Junior sampe ngakak-ngakak (i already miss this "Suju Time"!). ga ada lagi temen kosan yang akan meluk gw ketika gw lagi sedih. ga ada bimbi yang bakal ngasih nasehat-nasehat bijak plus ngajarin banyak hal tentang agama. ga ada kamar yang bisa gw intip-intipin lagi.

dan tanpa bisa gw kendalikan lagi, tiba-tiba gw nangis. huhuhu (ini gw ngetiknya juga sambil nangis-nangis).

mungkin gw emang lebay. gw tau bimbi ngga berubah... satu-satunya yang berubah cuma "situasi"nya aja. tapi perubahan itu akan mengubah segala kebiasaan gw selama ini. ah ya, mungkin gw shock dengan perubahan kebiasaan ini (belom juga satu hari ditinggal yaa). tapi gimana lagi, gw bener-bener ngerasa sedih. gw kangen sama bimbi yang hampir setiap hari gw temui di seberang kamar gw.

dan lebih buruk, gw jadi menyadari bahwa sebentar lagi gw mungkin akan sulit menemui temen-temen gw yang lain. gracia bahkan sekarang udah kerja di Jakarta. redo-astrid-dhea juga udah balik lagi ke rumah masing-masing. sekarang bimbi yang pergi. gw kangen mereka. di bandung hanya ada gw, kiki, denna, dan iki (devi belom balik ke Bandung). sebentar lagi mungkin kita semua akan bener-bener berpisah dan gw akan sangat-sangat merasa kehilangan temen-temen seperjuangan gw di SBM. walau kadang gw agak cuek, tapi sejujur-jujurnya, gw sangat sangat sayang sama temen-temen gw itu. i will really miss them that much :'( belom lagi gw juga pasti akan merindukan temen-temen gw di PSTK, Debus Banten, dan semua temen gw di Bandung raya ini. huhu.

gw tau tulisan gw kali ini sangat emosional (bahkan gw udah ga pake kata "saya" lagi) tapi begitulah... perlahan gw menyadari bahwa perpisahan gw dengan "kehidupan mahasiswa" semakin mendekati kenyataan (atau udah nyata tapi gw terus menyangkal?). sekarang sudah saatnya kita menentukan jalan hidup masing-masing dengan gelar sarjana S1 ini.

iya gw tau, begitulah hidup.

Sabtu, 18 September 2010

a brief about Samantha Brown

(picture credits: Travel channel/Josh Cogan)

When I was in junior high, I once watched a travel program on TPI (yes, that Televisi Pendidikan Indonesia) which was hosted by an attractive brown-haired woman. I remember she guided us to an old beautiful castle (I forget the country, but the view was very beautiful).

Well, the woman really caught my attention. I like the way she described the tourism spots to the viewers; she could make us want to go to those places someday (yeah, I have ever dreamed to stay in a castle, dress as a princess, and drink afternoon tea in front of fireplace :">). And other factor that makes me admire her is that she has profile of nice woman: warm smile, humorous, energetic, and smart. This woman could get along well with other people she met during the trips. And those qualifications make her perfect on screen.

That woman is Samantha Brown. Born in Texas, March 31st 1969 (but she still looks young and pretty) and has joined the travel channel for more than 10 years. I like this woman and I envy her very much. She could travel around the world, get paid for that, and become famous. What can you ask more?

And now we can still watch her hosting Passport to Europe series on TLC (you can watch it through cable TV).

my mom's grandchild

Few days ago, my mom told me and my sister something...

Mom: Listen, most of my friends set their cell phone's wallpaper with their grandchildren pictures

Me: Then?

Mom: I desperately set this as my phone's wallpaper




Bwahahaha! It's picture of Meng, our 'unofficial' pet at home :D

Senin, 13 September 2010

Follow Your Heart, eh?

Dari dulu, salah satu nasihat paling ampuh untuk mereka yang sedang kebingungan pasti: "udah, ikutin kata hati aja". 

Sering banget kan kita mendengar kalimat yang satu ini? Dari hal yang paling simple seperti memilih salah satu diantara dua pakaian yang hendak dibeli (karena budget cuma bisa beli satu), memilih salah satu menu makanan di restoran yang semua menu-nya kelihatannya enak, hingga hal yang lebih kompleks seperti memilih jurusan IPA atau IPS waktu kelas 2 SMA, dan memilih jurusan waktu kuliah. Atau saat mikir "mau ngapain" abis kuliah. Bahkan juga di saat memilih pasangan.

Dan hati... apa itu sebenarnya hati? (tentu saja bukan hati si organ yang terletak di bagian perut itu). Selama ini, hati diidentikan dengan "perasaan". Mengikuti kata hati = mengikuti perasaan. Dan orang sering bingung antara mengikuti kata hati apa mengikuti kata otak? 

Lewat berbagai penelitian, sebenarnya apa yang disebut sebagai "hati" pun sebenarnya adalah salah satu bagian dari otak. Tepatnya adalah otak kanan yang berfungsi mengatur perasaan, intuisi, emosi, dan segala hal yang tidak irasional dan tidak logis. Jadi, hati bukanlah suatu "organ" tanpa bentuk fisik. Dan artinya, salah banget kalo ada yang bilang "cewek biasanya emang lebih pake hati sih dibanding pake otak". Mungkin yang lebih tepat adalah cewek lebih banyak pake otak kanan dibanding otak kiri. 

Dari sini bisa kita simpulkan:
Perasaan = otak kanan
Logika, rasionalitas = otak kiri

Dan Tuhan selalu memberikan otak lengkap dengan belahan kiri dan kanannya kepada setiap manusia. Yang artinya, manusia pasti selalu memiliki logika dan perasaan yang keduanya harus diseimbangkan dengan benar.

Jadi, salah besar menurut saya kalau pada akhirnya semua diserahkan pada si otak kanan atau perasaan kita. Perasaan pun kadang tercampur dengan hawa nafsu yang buruk dan keinginan yang bersifat egois bukan? Kadang kita lengah, tidak bisa membedakan mana kata hati yang sudah tercampur dengan bisikan setan dan mana yang benar-benar tulus.

Dan saya rasa, karena itulah Tuhan menciptakan otak kiri pada manusia. Untuk selalu memberikan batasan-batasan terhadap hawa nafsu kita. 

Jumat, 10 September 2010

Itinerary

I am thinking about my dream to travel around the world. And I know, the dream won't turn into reality without any effort. All I have to do is gaining enough money, right? It encourages me to find proper jobs after my graduation. Wish me luck with this job-seeking process guys! (and please remind me to save money.. Gosh, it's always about appetite versus  determination!)


And I create the itinerary per year to motivate myself:


2011 = Indonesia, Southeast Asia (I really want go to Singapore in January or Malaysia in March!)

2012 = Indonesia, East Asia (China, Japan, or South Korea)

2013 = Indonesia, South Asia (India) or Middle East Asia (Saudi Arabia)

2014 = Europe!


Hopefully I could fulfill the target!! AMIN!!


NB:  it's not that I forget to find scholarship to study abroad..  it's also one of my biggest dreams but I think it is better to still gain money while searching for scholarship. 

Selasa, 07 September 2010

Campur Aduk

Rasanya bingung. Rasanya kesal. Rasanya sedih. Rasanya ingin marah-marah. Rasanya ingin menangis. Rasanya ingin guling-guling. Rasanya ingin teriak. Rasanya ingin berlari sekencang-kencangnya. Rasanya ingin punya sayap lalu terbang setinggi-tingginya. 


Aku bosan, aku ingin memecahkan gelas yang bening dan dingin.

Chit Chat

Di sebuah kendaraan umum...


Saya: Ih gw kalo baca forum-forum tentang Super Junior suka serem serem gitu deh

Bimbi: Kenapa?

Saya: Ada fans-fans yang udah kayak ga bisa ngebedain mana kenyataan dan mana khayalan gitu... berlebihan banget deh.

Bimbi: : Labil-labil gitu yak

Saya: Iya. Gw sih suka juga ngga sampe segitunya. Ngga sampe pengen belajar bahasanya, ngga sampe pengen ke Korea segala.


...... beberapa jam kemudian di PVJ ...... 


Saya: Eh sebentar... lagi ada pameran wisata. Eh ada paket tur yang ke Korea!!!

Bimbi: Bzzzzz!!! LABIL LO RES!!


Minggu, 05 September 2010

Break Time

Karena setelah sidang saya hampir-hampir ngga punya kerjaan, otomatis yang saya lakukan adalah membekali diri saya dengan segala hiburan. Tidur sampai mampus, makan-makan enak, jalan kemana-mana, nyewa komik banyak-banyak, browsing sampai ngga tau lagi apa yang mau dicari, download video sampai laptop jadi doyan nge-hang... yah begitulah nasib pengangguran. Kerjaan saya hanya berusaha menyenangkan diri sendiri. Setelah uang habis di Bandung, tidak ada pilihan lain selain pulang kampung dan kembali menjadi parasit di rumah orangtua (omongan gw suram gini ya). 

Tak lupa, sebelum pulang tentu saja saya membekali diri dengan senjata perang: setumpuk DVD untuk mengusir segala kejenuhan di kampung halaman. Bukan apa-apa, rumah saya terletak di Cilegon, sebuah kota kecil penghasil besi-baja yang miskin sarana hiburan. Ke bioskop, adanya film-film lama. Mall juga isinya begitu-begitu aja. Dan udara di Cilegon ini sangat teramat panasss. Jadi, saya jauh lebih memilih ongkang-ongkang kaki di rumah ditemani kucing gila ketimbang jalan kemana-mana (yes, anak kucing di rumah tiba-tiba jadi beringas dan suka menyerang.. kena rabies kali ya -_-)

Begitulah, kelihatan sangat tidak berguna bukan?

Ngga juga sih. Ini sambil santai-santai juga saya mikir dengan serius tentang hal-hal yang ingin saya lakukan setelah ini. Hal-hal yang saya sukai. Target-target yang harus saya kejar. Things I should do before I die. Dari dulu semua hal itu cuma ada di angan-angan belaka, tapi sekarang saya udah harus mikir action plan-nya bagaimana. Begitulah, saya sekarang tiba di stage baru setelah dunia kuliah. 

Berdasarkan jenjang kehidupan standard, abis lulus pasti langsung ditanya "kerja di mana?" atau "mau lanjut kuliah?". Tebakan deh setelah pertanyaan itu terjawab, pertanyaan berikutnya pasti "kapan nikah?". Abis itu "kapan punya anak?". Setelah punya anak pertama, pertanyaannya jadi " kapan ngasih adik?" dan seterusnya. 

Serius deh, kadang saya ingin merubah standar yang seperti itu (misalnya punya anak dulu baru nikah gitu-->bercanda!). Tapi apa boleh buat, standar di atas menyangkut masalah tanggungjawab. Tanggungjawab terhadap diri sendiri (menghidupi diri sendiri) dan juga kepada orangtua saya. 

Aahhh.. mendadak saya pusing dengan loncatan fase ini... tanggungjawabnya jadi semakin berat. Menanggung diri sendiri dan menanggung harapan orang lain. 


SEMANGAT!!!!