Senin, 05 April 2010

this is the last time

Well, finally I feel fine...

Itu yang saya rasakan sekitar dua bulan ini. Saya jarang sekali bertemu dengannya. Dan itu membuat perasaan saya lebih tertata.

... hingga tiba-tiba tadi saya merasa sangat sedih dan menangis diam-diam.

Entah mungkin karena faktor hormonal atau karena kemarin sudut mata saya bisa dengan mudah menangkap sosoknya di mana-mana... pikiran saya dipenuhi oleh asap tebal.

Once he said he won't apologize

Apakah memaafkan selalu berarti melupakan?

Saya tidak membencinya, tidak. Tidak pula memusuhinya. Saya selalu ingin kembali menjadi seorang teman

Yang saya benci adalah saat diam dan dingin yang terlalu lama, seperti masih ada masalah yang belum mencair

Tapi hati saya ternyata belum bisa melupakan rasa sakit, bahkan ketika keadaan sudah lebih baik

Saya selalu berusaha untuk menjadi kuat dan lebih kuat, seperti seorang pria yang tergila-gila membentuk otot. Saya belajar berpikir lebih rasional, dengan logika.. saya kapok terlalu menggunakan perasaan saya.

Sudah lebih dari cukup saya habiskan sebagian besar dari setengah tahun saya dengan menangis.

Dan apakah saya sudah memaafkan, jika ternyata saya belum bisa melupakan perasaan sakit ini?

Tapi, sekali lagi... apa yang saya maafkan jika dia saja tidak merasa perlu meminta maaf?

Mungkin memaafkan diri sendiri?

Marah, kesal, sedih... perasaan tak berharga, ketidakberdayaan....

Ah... dicintai sesaat hanya untuk menyadari bahwa apa yang telah ia tinggalkan ternyata jauh lebih berharga dari sekedar "saya"

Sombong, kamu selalu merasa bisa memiliki segalanya... tanpa pernah mempedulikan perasaan orang lain. Yang penting hanya kebahagiaan kamu. Dan kamu bilang aku yang egois.

Tapi kamu tidak salah, semua orang juga ingin bahagia.

Dan pada akhirnya, ini hanyalah tentang saya dan diri saya sendiri. Tentang saya yang berusaha menyembuhkan perasaan saya.

He has nothing to do with me... He's my past, I'm his past. Just it.

Hari ini 5 April 2010...

Suatu saat dia pernah berkata, wanita itu lebih sulit melupakan...

Di dalam kepala saya, ada dia yang mentertawakan saya dan berbangga pada dirinya.

Tapi ketahuilah.. ini bukan tentang cinta, mudah-mudahan ini hanya tentang rasa sakit

Ah, dia orang yang keras... mungkin dia akan marah andai ia membaca ini

Suatu saat ia pernah berkata bahwa ia bisa melakukan apa saja, bahkan hal yang sangat buruk sekalipun agar saya mau pergi--saya ingat bagaimana cara ia menatap saya saat mengatakan itu

Sekarang saya hanya berharap semoga Tuhan menjauhkannya dari saya... sejauh mungkin hingga saya tak perlu bertemu lagi dengannya. Itu lebih baik. Meski saya tahu, sedikit dari perasaan saya akan mencarinya.

Saya tidak membencinya. Tidak. Tidak bisa.

Saya hanya ingin ini menjadi yang terakhir kalinya saya menangis....



Update: Gosh, monthly syndrome always make me gloomy -_-

2 komentar:

Gracia mengatakan...

sayuuur, jangan sedih dong..
:))
kan ada gw.
i'm waaaay better than any stupid guy. ;)
hihihi.

Anonim mengatakan...

peyuk peyuk hahaha