Minggu, 28 Maret 2010

R-A-F-T-I-N-G


Rafting a.k.a arung jeram adalah salah satu *1000 things to do before I die* saya (walau belum saya tulis dalam post sebelumnya).

Dan, akhirnya kemarin saya berhasil mewujudkan keinginan saya itu (lihat foto saya, itu saya yang sempat-sempatnya membuat tanda peace di saat harusnya teriak-teriak).

Rafting ini sebenarnya adalah acara himpunan saya untuk seluruh angkatan SBM. Tapi yang akhirnya bisa ikut cuma sekitar 60an anak. Kita kumpul pagi-pagi di gerbang depan lalu menuju TKP dengan menumpang bis Patriot. Lokasi raftingnya di Sungai Palayangan, daerah wisata Situ Cileunca, Pangalengan. Kurang lebih sekitar satu jam setengah mendaki gunung lewati lembah sebelum akhirnya kita sampai di sana.

Saya pribadi merasa sangat excited. Tegang karena ga tau apa-apa tentang per-rafting-an sekaligus penasaran dengan sensasinya. Kata pemandunya, tingkat kesulitan di sungai ini adalah grade 3 (sebenarnya saya ga ngerti, tapi mari kita asumsikan bahwa angka itu cukup menunjukan tantangan). Kami semua di bagi dua kelompok: kelompok rafting I dan rafting II. Dan saya masuk kelompok I, yang berarti kelompok saya mendapat giliran rafting pertama sementara kelompok dua ber-flying fox dulu. Di kelompok satu ini juga dibagi menjadi 5 orang per perahu karet. Saya seperahu dengan Gracia, Bibil, Ashra, dan Luthfi. Pemandu kami namanya Pak Jeber.

Sebelum benar-benar nyemplung di sungai, kami semua diberikan instruksi keselamatan, mendayung dan memposisikan diri di Danau Cileunca. Setelah itu baru kami menuju TKP yang sesungguhnya yang berlokasi di seberang danau. Posisi saya di perahu karet adalah di bagian paling depan sebelah kanan. Dan Alhamdulillah, cuaca cukup cerah.

Menurut pemandu kami, ada beberapa jenis jeram di sungai ini. Ada jeram pembuka, jeram domba, jeram kecapi, de el el. Tak lama setelah perahu karet kami nyemplung di sungai, jeram pembuka langsung menyambut. Dan kami semua membalasnya dengan teriakkan HWAAA!!
Wow, seruuu!! Apalagi pemandangan kanan-kiri sungai dihiasi hutan pinus yang cantik. Air sungai yang dingin juga terasa segar sekali di kulit.

Tapi jeram pembuka masihlah awal dari jeram-jeram lain yang lebih deras dan curam Belum ada 15 menit, saya sudah menjatuhkan dayung saya. Soalnya saat itu perahu karet menabrak batu tepat di sebelah kanan saya dan reflek saya langsung menyelamatkan tangan kanan saya dengan melepas dayung dong. Hehe, panik juga sih. Dan semakin jauh, semakin banyak bebatuan besar pula. Perahu karet kami sampai berkali-kali nyangkut di batu.

Ketika kami diberi waktu beristirahat sejenak saat tiba di aliran sungai yang tenang, ketauan deh kalo perahu karet kami gembos di bagian belakang. Terpaksa, hanya boleh 4 orang termasuk pemandu yang menaiki kapal itu. Tersisalah saya, Gracia, Ashra, dan Pak Jeber. Yang lain pindah ke perahu karet lain. Perjalanan pun dilanjutkan kembali.

Dan, tidak ada pengalaman yang lebih mendebarkan daripada jatuh ke sungai! Dan jatuhnya pun bukan saat melewati jeram. Tapi ketika perahu karet kami menabrak perahu karet lain sehingga posisi perahu karet kami menjadi miring 90 derajat dan saya yang berada di ujung kanan mau ngga mau jatuh sendirian ke sungai. Sebelum jatuh, saya sempat berpegangan ke tali yang berada di perahu. Tapi arus deras yang mendorong saya terus-menerus dengan kencang plus saya ga bisa nafas karena sebagian wajah saya terendam air, membuat saya sempat berpikir untuk melepas tali. Tapi karena saya ga jago berenang, apalagi di arus deras, akhirnya saya tetap berpegangan.

Pemandu ga bisa langsung menyelamatkan saya, karena posisi perahu kami yang miring dan nyangkut di perahu lain. Saat posisi perahu berhasil kembali datar, perahu langsung terseret arus, dan saya yang masih megap-megap sempat menabrak batu di belakang saya. Saat jatuh itu, saya merasakan banget deh yang namanya ketidakberdayaan. Alhamdulillah, pada akhirnya saya berhasil diangkat kembali oleh Pak Jeber ke dalam perahu. Hanya sepatu saya yang hanyut dan punggung saya yang linu-linu. Plus saya menelan cukup banyak air saat terjatuh.

Dengan masih sedikit shock, saya kembali melanjutkan perjalanan menuju jeram-jeram lain. Dan ketika perjalanan hampir usai, saya dua kali dijatuhkan lagi dari perahu karet. Kalo kali ini sih sengaja oleh instrukturnya. Jadilah saya memegang rekor paling banyak jatuh ke sungai hari itu, walau tentu yang jatuh beneran itu yang paling mendebarkan.

Rafting kali itu memakan waktu total sekitar satu setengah jam. Setelahnya, giliran kelompok kami yang ber-flying fox membelah sungai. Ada 3 gaya. Gaya biasa (sambil berpegangan), gaya superman (you knowlah kayak gimana), dan gaya kalong (kepala dibalik). Kalo saya sih nyoba yang gaya superman. Cukup seru juga, berasa terbang beneran :)

Sekitar pukul 3 akhirnya acara ditutup. Harusnya sih masih ada acara penanaman pohon bersama, tapi berhubung tiba-tiba hujan deras banget akhirnya dibatalkan deh. Kami langsung pulang ke Bandung (dan karena sepanjang perjalanan banjir, kami baru tiba di Bandung jam 6).

Btw, thanks to Divisi Kesra KMSBM yang udah jadi event organizer. Yesterday was very very fun :)

3 komentar:

Anonim mengatakan...

nice! btw jadi pengen main rafting nih :)

vieberryholic@yahoo.com mengatakan...

WOY IRI WOOOOOOOOOOOOOOOOOOY~

Arres mengatakan...

hehe, emang seru banget.. ayolah rafting lagi :D