Rabu, 03 Maret 2010

Reflection #1

Jadi, tadi saya membuka e-mail SBM saya dan menemukan sebuah artikel bagus yang dikirim oleh Pak Togar (beliau ini dosen mata kuliah operation). Inti artikel tersebut adalah mengenai seorang mantan karyawan Bank BCA yang beralih profesi menjadi entrepreneur.

Dalam artikelnya tersebut, beliau menceritakan bahwa ia beralih profesi menjadi entrepreneur bukan karena alasan-alasan semacam gaji karyawan yang dianggap kurang, dendam pada atasan, tidak ada pilihan lain, dan sebagainya seperti yang banyak digembor-gemborkan para entrepreneur sebagai alasan bagus untuk tidak menjadi karyawan.

Beliau justru sangat menikmati profesinya di bidang IT bank swasta tersebut.

Yang membuat beliau memilih keluar adalah sebuah alasan simpel bernama 'panggilan hati' yang membuatnya harus memilih diantara hobi yang selama ini ia jalani dengan pekerjaan yang ia lakoni. Tidak ada yang salah pada BCA, karir beliau pun cukup bagus.

Beliau tidak setuju mengenai anggapan bahwa "kalau mau cepat kaya jadilah entrepreneur, kalau mau miskin seumur hidup jadilah karyawan" karena rezeki masing-masing orang sudah diatur oleh Tuhan. Dan TUHAN, Yang Maha Kaya sama sekali tidak dapat diukur dengan “besar-kecilnya” gaji yang diperoleh oleh karyawan di perusahaan tempatnya bekerja, karena rejeki yang IA siapkan tidak terbatas bagi masing-masing orang.

Beliau juga menambahkan bahwa tidak ada alasan untuk tidak berbangga menjadi seorang karyawan/kaum profesional apalagi seorang karyawan yang sungguh-sungguh profesional. Dan sama sekali tidak ada alasan bagi kaum enterpreneur untuk membusungkan dada dan memandang rendah mereka yang berada di quadrant lain. Kaum entrepreneur pun sesungguhnya sangat membutuhkan bantuan dari para kaum professional dalam menjalankan bisnisnya.

Di akhir artikelnya, beliau juga menambahkan suatu nasehat bijak yang ia dapatkan dari seorang temannya:

“Yang jelas dimanapun kita berada dan apapun status kita, selalu berikan yang terbaik. Jika kita kebetulan sebagai karyawan, berikan yang terbaik dan berdoalah selalu bagi perusahaan tempat kita bekerja. Jika kita adalah enterpreneur, berikan yang terbaik untuk karyawan kita dan untuk client-client kita, maka rekaman-rekaman tak kasat mata dalam hidup ini akan mencatat secara sangat detail semua sumbangsih kita, kemudian menunggu waktu tepat untuk membalaskan kepada kita semuanya itu. Bukan berdasarkan golongan enterpreneur atau karyawan, tetapi seberapa tulus kita memberikan yang terbaik bagi kehidupan. Karena TUHAN pemilik kehidupan ini tidak pernah membiarkan diri-NYA berhutang kepada siapapun !”


Memang ya.. hidup pasti lebih indah jika kita pandai bersyukur dan mengarungi kehidupan yang sedang kita jalankan dengan sebaik-baiknya**

0 komentar: